Notes

Pentingnya berliterasi digital bagi generasi penerus bangsa
ㅡ

Menurut Paul Gilster dikutip dari bukunya yang berjudul Digital Literacy pada tahun 1997, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Komputer yang ada pada zaman ini dapat berupa alat komunikasi yang luas, layaknya gawai, PC, dll. Bukan hanya sekedar komputer besar yang ada pada zaman lalu. Zaman ini, siapa yang tidak mengenal gawai atau handphone? Alat genggam ini bahkan sudah menjadi keseharian di berbagai kalangan. Terutama generasi penerus bangsa yang hampir semuanya sudah melek teknologi. Hal inilah yang mendorong para pengguna gawai terutama generasi millenials mau tak mau dapat mengakses segala informasi dari aplikasi alat genggam tersebut, baik itu dari facebook, twitter, line today maupun whatsapp. Yang dimana informasi - informasi ini berupa informasi digital.

Kecenderungan literasi bangsa indonesia yang rendah membuat informasi digital ini dapat berpengaruh negatif pada pembaca nya. Bahkan data CCSU menyatakan bahwa "Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara" untuk peringkat literasi negara-negara dunia pada Maret 2016. Pemeringkatan perilaku literasi ini dibuat berdasar lima indikator kesehatan literasi negara, yakni perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer. Dan Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Hal mengejutkan ini tentu saja sudah harus ditangani sejak dini, jika tidak akan berdampak panjang pada generasi penerus bangsa. Riset dari CCSU itupun sudah bisa langsung dibuktikan dari banyak nya kasus "hoax" yang sangat mudah memakan para pembaca dalam mode digital. Dikarenakan minat baca yang rendah membuat para penikmat informasi dari alat genggam hanya menelan mentah - mentah informasi yang didapat dan kebanyakan tidak membaca nya hingga akhir yang mengakibatkan terbuatnya persepsi hanya dari satu arah saja.

Dari penjelasan diatas, dapat di simpulkan bahwa berliterasi digital sangat penting bagi penerus bangsa, namun harus pada konteks literasi yang benar. Yaitu "kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas" bukan hanya sekedar membuat persepsi dari satu pihak saja. Berliterasi digital ini tentu saja dapat meningkatkan kemampuan baik dari aspek kognitif maupun afektif pembaca nya yaitu generasi millenials ini. Pentingnya lagi dari berliterasi digital adalah kita bisa mengakses segala informasi dari segala penjuru bangsa dengan mudah dan cepat dengan catatan harus dicerna dengan baik dan tepat. Bayangkan betapa indah dan maju nya suatu bangsa jika generasi penerus bangsa nya memiliki knowledge dan capabilities yang diperlukan pada abad ke-20 ini. Kondisi ini pun dapat diwujudkan kedalam negeri tercinta kita, Indonesia. Gerakan literasi digital ini bisa dimulai dari sekolah, institusi maupun wilayah kerja. Membiasakan berliterasi digital selama 15 menit setiap hari nya akan dapat mengubah Indonesia untuk 10 bahkan 20 tahun kedepan. Tentunya dengan catatan harus dalam konteks literasi yang benar dan tepat, bukan hanya sekedar berliterasi dengan metode baca cepat / scanning. Dengan kesadaran akan pentingnya literasi ini niscaya akan dapat membangun generasi penerus bangsa yang akan meneruskan kemerdekaan bangsa yang telah diperjuangkan 74 tahun lalu oleh para pejuang yang tiada henti dan lelah nya memperjuangkan bangsa ini.

Akhir kata, saya mendukung dan akan membiasakan berliterasi digital sejak saat ini. Walaupun masih terbilang baru dan saya berterima kasih karena adanya DUTA BAHASA ini saya mendapat banyak pelajaran dan ilmu yang bisa saya gunakan sebagai generasi penerus bangsa. Maka dari itu, mari kita budayakan berliterasi digital mulai saat ini. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?