Notes
Notes - notes.io |
Menurut KBBI, Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu. Penggunaan bahasa lisan merupakan cara memanifestasikan bahasa lisan secara langsung yaitu melalui percakapan atau dialog singkat.
Pemakaian bahasa lisan terutama bahasa Indonesia harus memperhatikan beberapa poin penting agar konteks nya tepat dan benar. Apalagi jika bahasa ini digunakan dalam lingkungan sekolah yang perlu adanya ketepatan dan kecocokan ketika dalam kelas maupun diluar kelas, diantaranya:
1. Tata bahasa atau Kalimat
Tata bahasa / kalimat tidak melulu pada banyaknya definisi, karena definisi itu sendiri sudah banyak diartikan oleh para ahli, hanya tinggal memilih kalimat yang cocok saja. Yang harus diperhatikan di tata bahasa ini adalah gramatikal yang digunakan. Secara singkat, gramatikal bisa dimengerti sebagai struktur atau pola yang benar dalam penyusunan kalimat sehingga bisa dimengerti oleh yang mendengar atau yang mengatakannya.
2. Kosa kata
Tahun ini dalam KBBI diperkirakan ada sekitar 82.000 lema (kata atau frasa masukan dalam kamus) yang baru. Hal ini membuat kita harus ekstra teliti dan menyaring kata - kata yang akan digunakan agar tidak menimbulkan makna ganda atau konotatif.
3. Ejaan
Ejaan merupakan komponen penting dalam bahasa lisan. Dikarenakan dalam penggunaan bahasa lisan alat utama yang digunakan merupakan mulut, yang sangat mungkin berbeda - beda tiap individunya. Sehingga menimbulkan ejaan atau pengucapan yang berbeda - beda pula. Untuk itu perlu diketahui ejaan yang tepat dan benar pada tiap katanya agar tidak menimbulkan penafsiran ganda
4. Tata Bunyi (Fonologi)
Dibagi jadi dua, yaitu:
- Fonetik merupakan tata bunyi yang mempelajari bagaimana alat ucap mengucapkan tiap kata nya
- Fonemik merupakan tata bunyi yang mempelajari bagaimana pengucapan kata tersebut mempunyai fungsi untuk membedakan arti tiap katanya.
5. Makna
Seperti yang telah disinggung pada bagian ejaan, kalimat yang benar dan tepat adalah kalimat yang tidak menimbulkan makna konotatif atau ganda.
Dari kelima poin diatas, dapat mempengaruhi penggunaan bahasa lisan di lingkungan sekolah. Penggunaan di area sekolah ini dapat di bagi menjadi dua ranah, yaitu:
1. Di dalam kelas (ketika pembelajaran)
Ketika dilaksanakan nya Kegiatan Belajar Mengajar, penggunaan bahasa lisan sangat diperlukan sebagai media komunikasi antar Siswa/i dengan guru. Namun, penggunaan bahasa lisan ketika pembelajaran terkadang kurang maksimal diakibatkan adanya beberapa persepsi yang menyebabkan para pelajar tidak menggunakan bahasa lisan secara tepat dan dalam konteks yang formal. Padahal hal tersebut dituntut untuk dilakukan karena berada di dalam ranah pembelajaran yang penting untuk meningkatkan aspek kognitif tiap individunya.
Adapun hambatan yang dialami ketika menggunakan bahasa lisan di dalam kelas adalah:
a. Adanya pandangan bahwa berbicara bahasa Indonesia yang benar dalam keseharian di sekolah itu tidak lazim.
b. Belum adanya penilaian bagi siswa/i yang berbicara bahasa Indonesia.
c. Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan.
Padahal penggunaan bahasa yang tepat ketika pembelajaran sangat dibutuhkan, karena peranan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar akan selalu ada dan menjadi domain.
2. Di luar kelas (setelah pembelajaran)
Kondisi penggunaan bahasa diluar kelas lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan di dalam kelas. Hal ini diakibatkan oleh kurang dan susah nya mengawasi penggunaan bahasa di ranah yang lebih luas. Banyak siswa/i yang menggunakan bahasa lisan seenaknya dan tidak mementingkan pengaruh yang timbul dari perkataan tersebut.
Era revolusi industri yang sudah memasuki angka 4.0 membuat teknologi menjadi lebih maju dari sebelumnya. Kondisi inipun dialami oleh bangsa Indonesia, arus globalisasi yang tidak bisa dikontrol membuat segala budaya dari segala penjuru negeri dapat masuk hanya dengan melalui internet. Hal inipun berdampak pada penggunaan bahasa lisan yang tercampur dengan bahasa - bahasa asing lain yang menimbulkan makna ganda, ditambah dengan bahasa daerah tiap kotanya yang umum digunakan ketika melakukan percakapan.
Penggunaan kalimat atau kata yang digunakan sembarangan, agar dianggap menjadi orang yang mengikuti perkembangan zaman atau update membuat banyak pelajar zaman ini bersikap seperti "kacang lupa kulitnya". Mayoritas melupakan identitas nya sebagai bangsa Indonesia yang diharuskan menjaga bahasa sendiri. Sudah dijelaskan pada isi sumpah pemuda yang diikarkan pada 28 oktober tahun 1928 bahwa "Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia." Inilah yang membuat bangsa Indonesia krisis di negara nya sendiri.
Disamping itu, ada pula hal yang tidak disadari oleh banyak pelajar bahwa perkataan yang diucapkannya dapat berdampak besar pada kognitif yang dimilikinya. Bahasa lisan yang diucapkan memiliki kekuatan untuk menetapkan mindset atau pikiran tiap individunya. Bahasa yang negatif akan berpengaruh negatif begitu pula dengan bahasa yang positif akan berpengaruh positif. Dilansir dari Lifehack, Newberg dan Waldman memaparkan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat sejenis hormon yang memproduksi stress. Pertumbuhan hormon ini akan sangat terpicu ketika digunakannya kata-kata yang bersifat negatif. Selain pertumbuhan hormon penyebab stress tersebut, penggunaan kata-kata negatif juga mempengaruhi bagian di otak yang berperan dalam aspek logika dan rasionalisasi, yaitu lobus frontal. Ketika digunakannya kata-kata negatif, fungsi lobus frontal secara otomatis akan terhambat dan digantikan dengan area di sekitar otak lain yang bernama amigdala. Lain dengan lobus frontal, amigdala adalah bagian otak yang bekerja dalam aspek emosi dan pertahanan diri. Ketika amigdala berfungsi, emosi seseorang bisa terpancing menjadi tidak terkendali dan bahkan bisa mengakibatkan perkelahian. Inilah penjelasan mengapa seringkali orang yang lagi marah tidak bisa berpikir jernih. Dilansir dari Psychology Today, melalui MRI scanner terlihat jelas bahwa lusinan hormon pemicu stres otomatis muncul selama kurang dari satu detik setelah mendengar kata “tidak”.
Dapat dibayangkan betapa besar efek yang didapatkan oleh para pelajar jika menggunakan bahasa yang tidak baik. Padahal sekolah merupakan tempat dimana tiap siswa/i nya mengembangkan diri untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team