Notes

D. DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA LISAN TERHADAP KOGNITIF PELAJAR

Telah terbukti bahwa penggunaan bahasa lisan mempengaruhi 3 komponen penting seorang pelajar yaitu Sosial, Karakter dan Mental yang berhubungan langsung dengan aspek kognitif. Pengaruh yang telah dipaparkan pada bagian sebelum nya menimbulkan dampak yang terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan negatif.

1. Dampak Positif

Penggunaan bahasa lisan dalam kondisi baik maupun buruk mempunyai dampak positif nya masing - masing. Bahasa lisan yang digunakan dengan baik akan berpengaruh pada sang pembicara dan juga sang pendengar. Kata - kata baik dan bijaksana yang diucapkan membuat seseorang akan tergerak dan mencerna segala sesuatu dengan lebih baik lagi. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan percobaan yang dilakukan oleh Psikolog Henry H. Goddard seputar energi dalam diri anak-anak menggunakan instrumen “ergograf”. Temuannya sangat mencengangkan. Ia mendapati bahwa ketika anak-anak yang sedang kelelahan diberi pujian atau penghargaan, ergograf menunjukan lonjakan peningkatan gelombang aliran energi yang datang tiba-tiba. Ketika anak-anak itu dikritik dengan pedas atau dibuat berkecil hati, ergograf menunjukan bahwa energi fisik mereka merosot tajam tiba-tiba. Dengan begitu tiap perkataan yang keluar dari mulut seorang pelajar mempunyai energi tersendiri untuk mempengaruhi dan mempunyai dampak terhadap kognitifnya.

Jika diringkas ada beberapa dampak positif yang menjadi dampak utama terhadap pengaruh kognitif seorang pelajar yaitu:
1. Bahasa lisan yang baik dapat berpengaruh kepada kognitif pelajar, bisa mempengaruhi kemampuan mental ataupun afektifnya.
2. Bahasa lisan yang membangun dapat membuat seorang pelajar menjadi lebih bersemangat dan berpengaruh baik pada kognitifnya.
3. Bahasa lisan yang buruk pun dapat berdampak positif jika dicerna dengan kondisi yang baik dan memperkuat mental maupun karakter seseorang.

2. Dampak Negatif

Dari beberapa dampak positif yang ada, tak luput juga dari dampak negatif yang timbul dari penggunaan bahasa lisan baik konteks formal maupun non-formal. Dampak negatif yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dan mempunyai efek yang besar terhadap kognitif pelajar.

Eksperimen yang dipopulekran oleh Dr. Masaru Emoto Bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop) meneliti tentang pengaruh kata-kata,gambar, serta musik yang positif dan negatif terhadap air. Mereka memoto kristal air yang dibekukan pada suhu -25° dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi. Hasilnya mengejutkan, mereka menemukan bahwa partikel dan struktur air mengalami perubahan dalam meresponi kata-kata yang mereka perkatakan. Jumlah air dalam tubuh bayi (80%), orang dewasa (70%), dan lanjut usia (50%), memang berbeda - beda. Namun air tetap merupakan unsur terbanyak dalam tubuh manusia. Air tersebar di seluruh tubuh manusia. Antara lain paru (90%), darah (85%), kulit (80%), otot (75%), otak (80%), dan tulang (22%). Bayangkan apa yang terjadi dengan struktur air di dalam tubuh jika setiap hari kita mengucapkan kata-kata negatif pada diri kita sendiri atau pada orang-orang terdekat dan orang-orang yang kita sayangi.

Ketika menghadapi sesuatu yang sulit atau membuat patah semangat kita cenderung berkata perkataan yang mempunyai energi negatif seperti “Aku tidak bisa, Ini mustahil, Hal ini terlalu sulit, Aku tidak pandai mengerjakan hal ini, Aku membenci diriku sendiri, Aku memang selalu gagal..” Secara sadar perkataan tersebut membuat mental seseorang down dan patah semangat, secara tidak sadar perkataan itu pun berpengaruh pada otak, alam bawah sadar dan organ-organ di tubuh. Membuat semakin tidak bisa, merasa lemah dan putus asa.

Tumbuhan saja yang ditimpa banyak perkataan negatif bisa merasakan dan memberikan efek yang jelas. Apalagi manusia yang memiliki akal budi dan perasaan tentu nya akan sangat terpengaruh oleh kata - kata yang negatif.
Bayangkan jika perkataan "Aku pasti bisa, Hal ini memang tidak mudah tapi bisa untuk dikerjakan, Aku hanya butuh waktu untuk terbiasa mengerjakan ini, Aku pasti bisa” itulah yang terus di perkatakan dan lontarkan kepada sekeliling. Tentu saja dampak negatif yang diciptakan bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih positif.