Notes

Cinderella — nxghtfst

***

Suatu hari istana akan mengadakan pesta dansa. Undangan pun disebar hingga ke pelosok desa. Pesta dansa ini bertujuan untuk mencari gadis yang akan menjadi permaisuri pangeran. Cinderella yang sedang menyapu terlihat sangat bahagia, dalam hatinya ia juga ingin pergi ke pesta dansa di istana, ia pun berkata kepada Ibu tirinya “Ibu, tolong ijinkan Aku untuk pergi ke pesta dansa, aku tidak butuh gaun baru. Cukup ijinkan aku saja bu”. Ibu dan kedua kakak tirinya sangat kesal dan memarahi Cinderella. Sang ibu berkata “tidak bisa, kau di rumah saja”. Mendengar itu, Cinderella pun terdiam. Harapannya untuk bertemu pangeran gagal. Meskipun begitu ia tetap ikhlas menjalani perlakuan ibunya. 

Hingga tibalah waktu pesta dansa. Ibu dan kedua kakak tirinya sudah bersiap pergi ke istana. Mereka memakai gaun terbaik dengan sepatu dan dandanan yang cantik. Sedangkan Cinderella hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Beberapa saat setelah kepergian kedua saudari dan ibunya, Cinderella mendapati seorang gadis yang juga melirik kearahnya.

“Eh?” kening Cinderella mengerut, perlahan ia beranjak dari tempat untuk mencoba mendatangi gadis tersebut. “Kamu tidak datang ke pesta?” pertanyaan yang terlontar sontak membuat Cinderella langsung menggelengkan kepalanya dengan raut wajah sedih. “Keluargamu yang lain datang, dan kamu tidak ikut, ya?” sang gadis seperti memahami kondisi yang Cinderella rasakan saat itu. Ia tersenyum kecil, “namaku Emily.” Tentu tidak membutuhkan waktu lama untuk Cinderella menanggapi sambutan hangat gadis itu. “Kamu tidak datang juga?” seakan bingung, Cinderella melontarkan pertanyaan yang sama. Emily hanya menunjukan senyuman simpul, karena dari pakaian dan riasan sudah jelas ia juga termaksud putri bangsawan.

“Er, tidak. Aku mendapatkan undangan, tetapi lebih memilih untuk berbelok arah dan berjalan-jalan. Kamu ingin datang?” Cinderella tertawa kecil, apakah ini sebuah ledekan atau hal lainnya. Kepala Cinderella hanya menggeleng kecil, memberikan jawaban untuk Emily. “Tidak? Aku bisa membantu kalau kamu mau. Tapi kalau tidak mau juga tidak ..." Manik mata Emily menatap Cinderella dengan tatapan menggoda, tentu saja Cinderella langsung memegangi tangan Emily dan mengatakan iya. “Bagus, kamu bisa datang dan menggantikan aku. Acara kebangsawanan terkadang membosankan, aku juga sudah menentukan pasanganku sendiri dan Ayahku sedikit suka memaksa,” Cinderella mengangguk, mendengarkan ucapan dari Emily seraya dirinya melihat Emily memberikan kotak yang ia bawa sedaritadi. “Kamu membawa dua pakaian, dan ini untukku?” tanya Cinderella. “Tidak, itu memang gaunku. Kamu bisa memakai pakaianku.” Mata Cinderella seketika berbinar, ia merasa cukup senang menerima bantuan dari seseorang yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya.

Tidak lama, kedua gadis itu berganti pakaian. Emily hanya mengenakan pakaian casual, sedangkan Cinderella telah memakai gaun berwarna biru yang tampak sangat cantik. Emily membantu Cinderella untuk merias diri, dan memberikan jepitan berwarna perak untuk di sisi kepalanya. “Selesai. Ah, ini.” Kedua tangan Emily menerima sepatu kaca yang cantik. “Ayahku memberikannya untukku, tapi ukurannya sedikit kekecilan dan membuat kedua kaki-ku sakit. Ah, menyebalkan. Kamu bisa mengenakannya juga, pakai saja.” Seakan bermimpi, Cinderella tersenyum sangat lebar dan mengucapkan terim kasih. “Aku tidak tau harus mmbayarmu dengan apa.” Ujarnya kegirangan. “Tapi, bagaimana aku bisa kesana?” Emily meringis. Ia juga tidak tau bagimana untuk mengantarkan Cinderella ke Istana.

“Aku datang kemari menggunakan kereta kuda,” kalimatnya terpotong. “Ayo naik itu saja, aku akan meminta mereka untuk mengantarkanmu. Dan aku akan berjalan-jalan disini untuk beberapa saat. Lagipula aku mengetahui daerah ini dan dapat pulang sendiri.” Cinderella menatap ragu, bagaimana caranya Emily dapat pulang sendiri bila jarak antara rumahnya cukup jauh. “Kamu akan berjalan kaki sejauh itu?” tanya Cinderella khawatir. “Mana mungkin, aku bisa mengendarai kuda.” Ujarnya seraya terkekeh kecil. Setelah sepakat bersama, Emily mengantarkan Cinderella untuk menaiki kereta kudanya. Terdapat tiga kuda, sesuai rencana Emily melepaskan satu kudanya untuk ia berjalan-jalan, sedangkan kedua kudanya akan mengantarkan Cinderella menuju Istana. “Antarkan dia kerumahnya lagi, lalu jemput aku ditempat biasa.” Ujar Emily pada seorang pria yang akan mengendari kereta kuda tersebut. “Emily, terima kasih banyak. Aku akan sangat senang bila kita bisa bertemu lagi.” Cinderella tersenyum lebar sembari memegangi tangan Emily. Gadis itu hanya mengangguk, lalu melambaikan tanggannya saat kereta kuda mulai berjalan menuju Istana. Emily lalu menunggangi kudanya dan berjalan-jalan untuk menikmati harinya.