Notes

IED

Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah gangguan yang terjadi pada kontrol impuls yang membuat kemarahan meledak secara tiba-tiba.

Gangguan ini biasanya ditandai dengan menjadikan target sebagai korban ancaman, impulsivitas dan ledakan amarah agresif yang berulang.

Penderita IED bisa mengancam atau benar-benar menyerang objek, binatang dan bahkan manusia lainnya.

Gejala IED biasanya dimulai pada masa remaja awal.

Namun IED ini tidak bisa langsung didiagnosis, kecuali orang itu sudah menunjukan setidaknya sebanyak 3 episode (emosi meledak secara berlebihan)

Namun, kadang penderita tidak sadar akan perbuatannya.

Setelah masa 'mengamuk' (episode), penderita umumnya akan merasa malu, dan bersalah.

Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang mengidap IED, seperti genetik, fisik, dan lingkungan.

Berikut penjelasannya,

'Genetik'

Sudah dipastikan salah satu penyebab dari gangguan IED bisa diturunkan oleh orangtua kepada anaknya.

Turun dari sifat Ayah atau Ibu,

'Fisik'

Ada penelitian menunjukkan bahwa IED bisa terjadi karena adanya kelainan di area otak yang mengatur gairah dan penghambatanAgresi Impulsif yang terkait dengan mekanisme abnormal di bagian otak yang menghambat aktivitas otot melalui neurotransmitter atau syaraf pengirim sehingga susunan otot-otot itu tersusun dengan tidak rapi.

'Lingkungan'

Salah satu faktor yang paling memberikan dampak besar pada IED ini adalah lingkungan.

Sudah dipastikan bahwa orang dengan lingkungan dimana mereka dididik dengan keras atau sering menjadi korban kekerasan dapat membangkitkan IED.

Contohnya seperti orangtua sering melakukan kekerasan di masa kecil, sehingga saat beranjak dewasa, emosi sang anak menjadi tidak terkontrol.

Bukan cuma karena keluarga, kecanduan obat-obatan dan alkohol juga bisa membuat seseorang mengidap kelainan ini.

"Berikut gejala pengidap IED :

'Gejala Perilaku'

- Agresivitas Fisik
- Agresivitas Verbal
- Amarah yang meledak-ledak
- Menyerang orang atau benda secara fisik
- Merusak properti
Zero mengganti slide dan membacakannya

'Gejala Fisik'

- Sakit Kepala
- Otot yang tegang
- Detak Jantung kencang tidak beraturan
- Perasaan 'Kebal'
- Tekanan di Kepala.

Secara medikal, penderita dianjurkan untuk konsultasi ke psikiater.

Biasanya penderita akan diberi pil seperti antidepressants (SSRIs), mood stabilizers (lithium and anticonvulsants), prozac, atau antipsychotic drugs.


Gunanya obat-obat tersebut adalah untuk mengontrol ke-agresifan impuls di otak penderita dan menurunkan kemunculan “episode” amukan.

Dan secara sisi religius, jika kalian (penderita) memiliki agama dan percaya dengan Tuhan.

Salah satu pengobatan bisa dilakukan dengan mendalami ilmu agama masing-masing dan menemukan cara untuk menenangkan diri.

Kalau kalian bukan penderita dan/atau mengenal seorang penderita IED, jangan jauhi mereka.

Penyakit mental apapun membutuhkan kasih sayang dari orang sekitarnya.