NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

South Korea
May 13th 2019
Gangnam International Airport

ㅤㅤPada dasarnya semua manusia di bumi tahu kalau segalanya tak selalu berjalan sesuai dengan keinginan. Ada saat di mana faktor pendukung keinginan jauh lebih kecil dibandingkan apa yang dibutuhkan. Dibutuhkan oleh dunia, dibutuhkan oleh kita—meski kebutuhan ini baru disadari oleh manusia-manusia ini nantinya. Paling mengesalkan adalah harus berhadapan dengan hal yang tidak diekspektasikan sebelumnya. Semua serba mendadak. Kadang muncul pemikiran, apa bedanya kami dengan hewan bunglon? Lebih baik jadi bunglon saja! Walau sesaat, harapan seperti itu dapat menyebabkan racun. Percaya, atau tidak?

ㅤㅤOtak diatur untuk berpikir sesuai dengan keinginan. Sehebat dan sesempurna apapun otak kita arahkan untuk berorientasi pada tujuan, tetap saja sebagian kecilnya akan tetap bekerja berdasar keinginan. Begitupun bila kondisinya berkebalikan. Sebagai contoh, kadang bila satu manusia sudah berpikir ia tak akan mampu atau sanggup melakukan sesuatu, pemikirannya mungkin akan penuh dengan ketidaksanggupan tersebut, sampai pada akhirnya ia tetap menjalani hal yang mengganjal hatinya dan sadar bahwa sebenarnya pemikiran sebelum mengerjakan itulah yang menjadi beban. Sekecil apapun keinginan atau niatan yang berorientasi pada tujuan, mereka sama-sama memengaruhi pengambilan keputusan dan hasil yang akan diterima.

ㅤㅤSatu kuncinya, jangan pernah takut mencoba.

ㅤㅤSerupa bagai kondisi di atas, berdiri di depan pintu sebuah ruangan, perempuan yang seharusnya tak ada di sana. Hari ini bukanlah hari yang tepat baginya untuk ada di lokasi tersebut. Ia seharusnya sedang bersantai di atas sofa rumah sambil menyesap teh, atau membaca buku sambil menikmati kudapan yang hampir tak pernah absen dari toples-toples meja ruang bersantainya. Tapi, di sanalah perempuan itu berada. Di kantornya. Menunggu sebuah panggilan.

ㅤㅤDuduk di sofa ruangan khusus awak kabin back up bukan hal asing bagi seorang Han Gaeul. Sudah tak bisa lagi dihitung dengan jari dirinya siap siaga menggantikan kru yang tak bisa ikut penerbangan secara mendadak. Hari ini, ia harus merelakan liburnya demi menunaikan kewajiban sebagai seorang pramugari. Cadangan. Namun pengalaman yang akan dialaminya hari ini sedikit berbeda dengan waktu yang sudah-sudah.

ㅤㅤ'Bahasa Inggrismu lumayan. Aku merasa bisa memercayaimu untuk tugas ini.'

ㅤㅤKata-kata tersebut berdengung di telinga perempuan kelahiran Jeju itu. Antara memang percaya, atau butuh dan tak ingin mengambil risiko menarik orang baru lainnya dari luar. Pula, proses pelatihan orang baru akan memakan waktu cukup lama. Tidak mungkin perusahaan membiarkan slot kosong tak terisi begitu saja. Mereka yang bekerja seperti sang perempuan Jeju juga sudah tahu konsekuensi dan pada /kesempatan/ seperti apa sajanereka akan dihadapkan.

ㅤㅤKoper yang dibawa Gaeul serta untuk penerbangan kali ini berisi barang lebih banyak dari biasanya. Jika seperti biasa, ia hanya akan singgah pada kota tertentu selama tiga atau empat hari saja. Untuk kali ini, sepekan akan dilaluinya di tempat lain. Negeri lain. Bukan lagi skala perbedaan kota, atau sekadar jarak belasan kilometer saja. Walaupun baru berstatus cadangan, Gaeul dapat memastikan dirinya akan ikut terbang hari ini menggantikan slot kosong pramugari penerbangan internasional yang sekitar seminggu lalu mengundurkan diri karena kondisi fisik tak lagi mumpuni.

ㅤㅤSambil menunggu waktu keberangkatan, Han Gaeul memeriksa ponselnya. Berita-berita dibacanya secara bergilir, mempekerjakan ibu jari untuk menggulir layar tiap kali satu paragraf dicerna oleh otaknya. Berita yang dibaca oleh Gaeul cukup variatif dan tidak hanya ada dalam satu lingkup saja, mulai dari isu-isu nasional sampai ke ranah hiburan. Ketika ia baru saja membatin usai membaca sebuah berita, (https://twitter.com/gna_minyoungp/status/1127894309217267712), alasan mengapa dirinya ada di sana pun menghampiri di depan mata.

ㅤㅤ"Han Gaeul-ssi."

ㅤㅤHanya mendengar namanya dipanggil saja, Gaeul sudah tahu bahwa ia akan segera meninggalkan sofa tempat duduknya saat ini. Gaeul juga akan keluar dari ruangan bersama kopernya. Menuju kargo penyimpanan barang lalu menjalankan tugas melayani penumpang sebagai seorang pramugari.

ㅤㅤ***

France
May 13th 2019

ㅤㅤKesal dan lelah. Keinginan untuk memuntahkan campuran emosinya itu, langsung luruh seketika saat dihadapkan pemandangan dari kamar hotel tempatnya menginap selama beberapa hari ke depan. Gemerlap lampu di luar sana seakan menyihirnya. Atmosfer romantis, seperti sudah merupakan hal mutlak dari kota yang katanya paling cocok dijadikan untuk tempat memadu kasih. Kota yang identik dengan 'cinta'.

ㅤㅤ"Beristirahatlah dulu, Gaeul-ssi. Setelah ini kita akan makan malam ke bawah," seorang teman seprofesi dan teman berbagi kamar hotelnya, Hyemi, menepuk bahu Gaeul yang pada saat itu termangu menatap ke jendela hotel. Matanya dipenuhi binar cahaya dari luar sarat kekaguman. Kagum pada lampu-lampu di luar sana, kagum pada pemandangan yang menyertainya.

ㅤㅤ"Ah, Ne!" Sejenak Gaeul menanggapi Hyemi sebelum kembali tenggelam dalam indahnya kota tempat ia singgah untuk beberapa hari kedepan. Mungkin... keputusannya untuk ikut penerbangan perdana ke luar negeri kali ini tak perlu ia sesali.

ㅤㅤYa, mungkin.

ㅤㅤHotel tempat Gaeul dan para kru maskapainya yang lain menginap memang tidak dekat dan tidak menyajikan pemandangan menara Eiffel seperti di bayangan kebanyakan orang ketika tahu mereka akan terbang ke Paris. Tapi, keindahan kota tersebut tidak hanya berpusat di dekat maskotnya saja. Hampir pada tiap sudut kota, terdapat pojok-pojok yang membuat turis terkesima. Apalagi jenis turis yang baru pertama kali datang ke sana seperti Gaeul.

ㅤㅤDua jam lebih cukup dihabiskan sebagai waktu beristirahat dan bersiap-siap sebelum ia dan Hyemi turun ke restoran hotel untuk makan malam. Saat datang tadi, Gaeul tidak sempat mengamati situasi sekitar hotel karena sibuk mengurus barang-barang dan ingin cepat-cepat sampai ke kamar. Dalam perjalanannya menuju restoran hotel, kesempatan untuk memanjakan mata dengan segala yang ada di sana akhirnya didapat. Beberapa lukisan besar menghiasi dinding lorong hotel. Karpet tebal melapisi lantai. Nuansa merah dan emas memenuhi tiap sudut sejauh mata memandang. Beberapa hal mencolok lain dari hotel tersebut adalah barang-barang antik yang dipilih sebagai interior dan dekorasi. Pengunjung hotel—termasuk Gaeul—dimanjakan dengan keindahan kuno di tengah era modern seperti sekarang. Ia seperti kembali ke masa lampau. Walau tak sungguhan mengerti bagaimana sebenarnya keadaan masa lalu berlaku.

ㅤㅤSama halnya seperti separuh isi hotel yang sudah dilewati oleh Gaeul, restoran hotel tersebut juga memiliki daya tarik mewah namun tetap minimalis. Perbedaannya, tidak ada sentuhan warna merah di sana. Emas lebih mendominasi restoran hotel yang tampak seperti ruang makan kerajaan-kerajaan Eropa pada film-film dengan setting lawas.

ㅤㅤ"Hmm, saladnya kelihatan segar," Hyemi menggumam dengan suara yang dapat didengar oleh Gaeul di sebelahnya. Pandangan perempuan itu tertuju pada sebuah buffet salad di restoran. Gaeul jadi ikut memusatkan atensinya ke sana.

ㅤㅤ"Ayo kita ke sana!" Hyemi menoleh ke arah Gaeul sambil mendaratkan sebuah gamitan lengan. Tanpa menunggu respon dari sang pemilik lengan, Hyemi sudah lebih dulu menariknya serta ke arah buffet salad. Tak memikirkan lebih lanjut apakah Gaeul memang ingin makan salad sepertinya atau malah ingin langsung mengisi perut dengan hidangan utama.

ㅤㅤTidak ada yang salah dengan makanan Perancis. Tidak pula ada yang salah dengan lidah orang-orang yang baru sekali mencicipi makanan khas negeri itu. Penyesuaian butuh waktu, seperti apapun bentuknya itu. Tak terkecuali penyesuaian dalam urusan rasa makanan dengan lidah seseorang. Tiap negara memiliki cita rasa khas yang ditonjolkan pada makanan mereka. Dan untuk Perancis, tampaknya lidah Gaeul sudah menunjukkan ketidakcocokannya terhadap kebanyakan makanan yang disajikan oleh pihak hotel.

ㅤㅤ"Kau benar-benae hanya akan makan dessert saja?" Heran. Jangankan Hyemi, Gaeul pun merasa demikian akibat selera lidahnya yang tak bisa jauh-jauh dari makanan Tanah Airnya dan segala macam dessert.

ㅤㅤ"Ya. Biarlah." Singkat menjawab, Gaeul mengakhiri pula interaksinya dengan Hyemi malam itu. Mereka tiba di depan pintu kamar. Sebagai pemegang kunci, Han Gaeul memasukkan slot kartu untuk mengakses pintu kamarnya dan perempuan itu.

ㅤㅤSuara penanda akses diterima dapat terdengar. Tak butuh lima menit keduanya sudah bisa mengistirahatkan kaki dari sepasang sepatu hak yang sejak tadi mereka gunakan untuk makan malam.

ㅤㅤMalam pertama di tempat baru tak dilalui secara mulus oleh Gaeul. Perempuan itu bukan tipe orang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, tapi merupakan satu dari beberapa orang yang butuh waktu dalam menyesuaikan diri. Mungkin ini juga bisa berlaku dengan selera lidahnya pada makanan Eropa, khususnya Perancis.

ㅤㅤHyemi sudah lebih dulu terlelap di atas kasurnya saat Gaeul masih duduk di sofa kamar. Membolak balik majalah fashion sambil bersantai dalam jubah tidurnya. Ia baru saja selesai mengaplikasikan krim perawatan wajah kala itu. Membuat wajahnya kelihatan mengkilap disinari televisi yang dibiarkan menyala tanpa suara. Disenyapkan. Saat sedang memperhatikan lembaran foto tas, beserta model berambut pirang, ponsel Gaeul berdering. Satu chat Kakaotalk masuk dan mengalihkan segala fokus syaraf Gaeul dari majalah. Ia bahkan langsung duduk tegap dari posisi yang semula setengah berbaring miring di atas sofa.

https://twitter.com/gna_chsiwon/status/1128006226237747200

ㅤㅤBesar antusiasnya terhadap kabar dari seorang Cheon Minho saat ini. Meski sekadar sapaan 'hai' atau pertanyaan 'apa kabar?', cukup mampu membuat jantung Gaeul yang sudah waktunya beristirahat itu justru berdenyut gila-gilaan. Percakapan super singkat mereka seakan menjadi penutup malam pertama Gaeul di Perancis. Ajaib. Gaeul bisa tidur tenang setelah pesan terakhir yang Minho kirim padanya malam itu.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.