Notes

Speak Yourself, love yourself.
Tokoh yang berperan:
Manusia julid

Korban

Cameo


Perihal mencintai orang lain adalah perkara yang mudah. Mulai dari mencintai pasangan, keluarga, atau sahabat.
Tetapi, pernahkah kamu mencoba untuk mencintai diri sendiri?
Pernahkah kamu membanggakan dirimu sendiri?
Pernahkah kamu mencoba untuk menghargai dirimu sendiri?
Dan, pernahkah kamu mencoba jujur pada dirimu sendiri?
Tidak mudah untuk mencintai diri sendiri, sebab, ada penolakan pada diri sendiri juga. Perihal kemampuan untuk mencintai diri sendiri.
Aku bersama teman-temanku akan menceritakan tentang bagaimana kita akhirnya bisa mencintai diri kita sendiri dengan cara masing-masing.

Kisah pertama, lokasi Kelas.
Namanya Nadine, mahasiswi yang berasal dari Florest, berkulit coklat eksotis khas Indonesia bagian Timur, dia cantik, murah senyum dan supel. Namun, ada yang membedakan. Tentang kulit coklat eksotisnya yang berbeda dengan warna kulit mahasiswi lain yang cenderung kuning langsat.
Tidak ada yang buruk dengan kulit coklat, toh, pesonanya tetap ada. Tetapi, di dunia orang-orang yang baru beranjak dewasa, warna kulit masih terbilang cukup rasis.
(nonim) = Nadine cantik, tapi lebih cantik kalau putih. Hahaha.
(nonim2) = Coba dia putihan dikit, pasti banyak yang mau.
(nonim3)= Keling beut njir, gua berasa putih, hehehehe.
Kalimat-kalimat gunjingan itu sudah sering mampir ke telinga Nadine, buat dia merasa sangat down. Sampai krim pemutih atau pil yang menghambat kolagen ia tenggak demi bisa berbaur dengan para gadis yang sama putihnya.
(1004) = Dine, lo kok pucetan?
(1004 2)= Lo sakit? Tapi kok kulitnya agak ruam?
Nadine= [ Memaksakan untuk tersenyum] Gue gapapa kok. Mungkin krim kemarin agak baru ngefek sekarang.
[1004 3]= What the heck! Dine, lo serius pake krim gituan?
Nadine= [mengangguk dan tersenyum separuh]
(1004 2)= [Menggelengkan kepala] Dine, cantik gak harus putih! Lo udah cantik banget kok dengan kulit lo ini, gue bahkan iri punya kulit kayak lo.
Butuh beberapa waktu sampai Nadine sadar, kalau gunjingan itu ga penting sama sekali buat dia. Bahwa dilirik sama cowok dari fisik itu sama sekali ga guna. Maka itu, dia memilih untuk lebih menerima warna kulit dia yang sudah coklat sejak lahir tanpa mencoba merubahnya. Karena benar kata temannya, cantik itu ga harus ikutin standar orang lain, kok. SAY IT LOUDER!!!

Kisah lain, lokasi Kelas.
Kawanku satu ini memiliki kebiasaan buruk. Hobinya mengeluh dan hanya bisa memarahi diri sendiri atas apa yang bukan ia lakukan. Selain itu, sering berkata hal negatif ke diri sendiri. Akibatnya ya, suka down tanpa sebab.

(--)= MIL BENGONG AE, KESAMBET LO!
(--2)= Idan congornya tolong.
(--3)= Kam, balik ga? Gue anter sampe depan kamar.
Kamil = Engga, gua mau sendirian aja.
(--)= Ini nih, manusia satu ngegalo we.
Kamil= Bacot, udah sana.
(--3)= Masih mikirin yang itu?
Kamil = [Mengangguk lesu] Gue bego banget, ga guna emang jadi manusia. Sampah masyarakat.
(--2)= ehanjir, malah baper..
(--)= Gini Mil, ga baik lu ngerendahin diri sendiri. Itu sama kek lo ngesugesti diri lo untuk jadi yang terbelakang. Lo iri kan sama yang udah sukses?
Kamil [Ngangguk lagi]
(--3)= [rangkul Kamil] buang pikiran negatif lo, Mil. Lo bisa lakuin hal terbaik, gagal bukan berarti lo jatoh. Pilihan buat nyerah itu jelek, why? Karena elo bisa ngelakuin segalanya. Lo hanya perlu sering berpikir positif. Mangat cuy! Kita di sini buat lo.

Menghilangkan kebiasaan bukan hal yang mudah, sama seperti mencoba untuk mencintai diri sendiri. Tapi, kalau tidak dicoba, kamu tidak akan pernah tau dan mendapatkan hasil yang kamu harapkan. Jadilah pribadi yang positif, karena itu memberi pengaruh pada diri kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari orang lain.

Kisah ke-3
Kisah ini berasal dari salah satu kawan lainnya. Dia tidak pernah peduli pada diri sendiri. Masa bodoh akan nasib yang menghampiri sampai takdir kematian yang hadir menyapanya. Tujuan hidup tak ada, bosan akan aktivitas itu saja.

(anonim) [melemparkan helm ke Andri] Pake oy, mau mati?
Andri = Kalo mati juga dikubur.
(anonim 2) = Mulutnya edan, dikasih umur panjang bukannya dimanfaatin malah pengen modar.
Andri = [mengedikkan bahu tak acuh]
(Anonim 3) [tepuk pundak Andri] Sayang diri sendiri ga bikin rugi, Ndri. Banyak yang sayang lu, masa lu ga sayang hidup lu? Kalau emang cape, just take your time, tenangin diri.

Dalam hal ini, kamu harus bisa menemukan tujuan hidup kamu, bagaimana kamu bisa menjalankan hidup dengan bahagia dan hal yang dipikir adalah beban berubah menjadi hal menyenangkan. Tidak harus tujuan yang besar untuk tetap bertahan, tetapi carilah alasan mengapa kamu bisa diberi hidup oleh Tuhan. Lihat deh, orang lain aja peduli sama kamu, masa kamu coba-coba untuk akhiri kebahagiaan sebelum bertemu dengan kebahagiaan yang sebenarnya?