Notes

Hay namaku jooheon aku adalah anak kedua dari orang tuaku. Tepat nya aku seorang bungsu atau anak terakhir, sekarang aku tengah duduk di bangku smp. Jujur saja keluarga ku tak seharmonis keluarga yg lain jika di sebut tidak berkecukupan sangat lah salah. Aku merupakan anak yg sangat berkecukupan, apapun yg ku ingin kan selalu ku dapatkan, tapi bukan itu yg sebenarnya ku inginkan. Aku menginginkan keluarga yg sangat utuh, bukan seorang ayah yg menikah lagi ,dan seorang ibu yg kasarnya gila. Hal ini terjadi karna kebiadaban ayah ku yg membuat kaka ku meninggal bunuh diri karna frustasi sebut saja dia im, nama yg Bagus bukan tapi sayang nasib nya tak sebagus nama nya "jangan terpuruk oleh keadaan, apapun yg kau tulis tidak ada gunanya" seorang pria berambut orange trsnym kepadaku ,dia adalah im yaps kakaku .kau tau hanya aku yg bisa melihat nya, dan hanya dia yg bisa menenangkan ku "bagaimana keadaan ibu? "Tanya im mendekati ku ,ku simpan dan ku tutup buku trsbt "tidak ada perubahan, dia masih memanggil nama mu" jawab ku dengan rasa yg amat sangat kecewa karna merasa diriku tak ada artinya untuk org yg ku sayangi "hey, jngn putus asa seperti ini" im menepuk pundak ku "ku yakin kau bisa, wahai adikku. Jangan bersedih, mari kita bermain fifa street" yaps aku dan kaka ku memang selalu bermain permainan bola di dalam playstation bahkan hingga larut malam, tak jarang kita berdua bersorak sorak dan bercanda membuat ayah ku datang ke kamar ku dan berkata bahwa aku gila seperti ibu ku karna sering berbicara sendiri .ya kawan dia tidak tau saja aku bisa melihat kakaku. Kau tau aku tak bisa seperti ini terus, kakaku menyarankan ku untuk pergi bersekolah di mahoutokoro karna memang tidak bisa selama nya ia hanya tertawa dengan manusia yg sudah tiada karna aku pun harus pnya kehidupan baru "buatlah ibu mu bangga, jangan pernah menjadi ansos. Kau ini remaja, terbanglah .aku? Biarkan saja aku akan kembali ketempat ku semula " senyum nya terlihat jelas namun terhapus oleh hembusan angin "kak.... Kakak!!! " aku menangis saat itulah terakhir aku melihat dirinya, aku membuka lembaran baru demi kaka ku dan ibu ku. Ucapan nya memang benar setelah beberapa tahun akhirnya ibuku kmbli sembuh dan aku sudah mempunyai keluarga "terimakasih " ujarku menyimpan bucket bunga di pemakaman nya