Notes

Kisah Robbie Doe

St. Louis Exorcism Case. Kasus kerasukan yang terjadi pada tahun 1949 dan berlokasi di St. Louis. Bisa dibilang ini adalah salah satu kasus eksorisme yang paling terkenal dan menggemparkan dunia.

Yang menjadi korban adalah Roland atau Robbie Doe—identitas aslinya masih anonim hingga saat ini. Ia tinggal di Maryland, pinggiran Washington D.C. dan lahir pada tahun 1935 dengan masa kecil bermasalah di keluarga yang tak rukun.

Kasus ini bermula pada Januari 1949, setelah Robbie melakukan eksperimen dengan papan Ouija. Si Robbie ini diajarkan bermain Ouija oleh bibinya, Bibi Tillie.

Keluarga “Robbie Doe” yang berusia 13 tahun mulai diganggu oleh suara-suara garukan yang berasal dari dalam dinding dan langit-langit rumah. Percaya bahwa rumah itu penuh dengan tikus, orang tua memanggil pembasmi tetapi ia tidak dapat menemukan tanda-tanda hewan pengerat. Lebih parah lagi, usaha tersebut tampaknya menambah masalah. Suara-suara yang terdengar seperti seseorang yang berjalan di lorong bisa terdengar dan piring serta benda-benda sering ditemukan telah dipindahkan tanpa ada yang tahu.

Singkat cerita, Robbie mulai diserang. Mulai dari tempat tidurnya yang berguncang keras, selimut dan seprainya yang dirobek-robek, bahkan sampai ditarik dari tempat tidur dan ke lantai.

Keluarganya percaya bahwa Robbie mungkin telah diserang oleh entitas gaib setelah bereksperimen dengan papan Ouija. Robbie pernah diajarkan menggunakan itu oleh Bibi Tillite, seorang kerabat yang secara aktif tertarik pada spiritualisme dan okultisme. Tillie belum lama meninggal sebelum kejadian itu terjadi, dan ada yang menganggap bahwa rohnya yang mulai menganggu Robbie.

Karena keluarganya juga mulai ikut diganggu, akhirnya mereka mulai mencari cara untuk menolong anak mereka. Segala hal dari membaptiskan Robbie dan membawanya ke rumah sakit dilakukan oleh orang tuanya.

Ritual baptisan katolik biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, tetapi untuk Robbie, dilaporkan berlangsung selama beberapa jam. Dikatakan bahwa ketika Pendeta bertanya, “apakah kamu meninggalkan iblis dan semua ciptaannya?” Robbie menjadi murka dan berteriak menggelegar sehingga dia harus dikekang.

Tapi hasil tes dari rumah sakit menyatakan bocah itu normal. Akhirnya Robbie dibawa naik kereta ke St. Louis dengan harapan bisa mendapat suasana baru di tempat baru.

Setelah berbagai penyelidikan, akhirnya para pendeta tersebut meminta izin untuk melakukan eksorsisme terhadap Robbie, dan eksorisme pun dimulai.

Ketika doa-doa dimulai, Robbie meringis dan berguling dalam serangan rasa sakit yang tiba-tiba. Selama dua jam berikutnya, Robbie ditandai di tubuhnya dan dicakar 30 kali di perutnya, dada, tenggorokan, paha, betis dan punggung. Ritual berakhir pada kesempatan itu menjelang fajar tetapi sedikit kemajuan telah dibuat.

Cobaan berlanjut selama beberapa minggu yang harus melalui banyak pembacaan ritual eksorsisme. Menurut para saksi, tanggapan Robbie itu semakin ganas dan menjijikan seiring berjalannya waktu. Namun setiap pagi, dia akan tampak sangat normal dan akan mengaku tidak memiliki ingatan tentang peristiwa yang terjadi setelah gelap.

Proses eksorsisme yang dilakukan pada Robbie pun tidak mudah. Sudah bolak-balik dari St. Louis-Maryland-St. Louis, malah ketemu jalan buntu. Tapi akhirnya Pendeta Bowdern menemukan sebuah cara.

Pada malam tanggal 18 April, ritual dilanjutkan dengan cara baru Pendeta Bowdern, yaitu Pendeta Bowdern memaksa Robbie memakai rantai medali agama dan memegang salib di tangannya. Setelah malam yang panjang, akhirnya proses eksorsisme berakhir.

Banyak yang percaya bahwa Robbie mungkin telah memalsukan tindakannya. Ada juga yang percaya bahwa Robbie mungkin adalah korban dari ‘fenomena mirip poltergeist’. Banyak juga yang percaya bahwa Robbie benar-benar dirasuki. Tapi bagi orang-orang awam, mereka sama sekali tidak akan mau mengakui hal tersebut.