NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Malam yang dingin menemani kesendirian si penyihir muggle born itu. Berry, begitu biasa ia di panggil. Jika biasanya ia akan bermain dengan salju ketika di luar asrama kini dirinya hanya berjalan - jalan saja sendirian. Langkahnya terlihat tidak semangat. Memandang kosong hamparan salju di sekelilingnya. Sebenarnya dia tidak benar - benar sendirian karena kini di temani oleh dua kesayangannya, saat ini Coco dan Baby tengah bermain kejar - kejaran di depannya

Malam ini adalah malam natal. Esok pasti akan diadakan perayaan untuk merayakan hari natal di Aula Besar. Namun Berry terlihat tidak bahagia,ada apa? Padahal besok adalah hari yang paling ia tunggu kehadirannya. Setiap tahun, gadis bertubuh mungil itu selalu menunggu hari natal tiba. Akan ada banyak lampu berkelap - kelip indah di sepanjang jalan, semua orang saling bertukar kado, makan bersama, menghias pohon natal bersama dengan anggota asrama. Hari natal merupakan hari favoritnya.

"Natal tanpa Asa... Hmm...." Teryata penyebabnya adalah Asa. Kekasihnya. Pemuda itu memang saat ini tengah disibukkan dengan kegiatan di dunia muggle sehingga tidak bisa pulang ke dunia wizard untuk merayakan natal bersama dan hari jadi mereka. Sedih? Itu pasti. Sangat malah. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Bersikap egois dengan menyuruh pemuda itu harus pulang ke dunia wizard besok? Itu tidak mungkin. Ia tidak mau bersikap egois. Lagipula, gadis itu sudah dewasa,tidak seharusnya ia bersikap egois, kan?

"Hah-" Berry menghembuskan nafasnya pelan, mengakibatkan sebuah asap kecil keluar dari kedua belah bibirnya tersebut. Kedua tangannya ia masukkan ke kedua sisi saku mantel, mencoba untuk mengurangi rasa dingin yang menyapa.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 namun gadis itu tidak berniat sama sekali untuk kembali ke asrama. Dia tidak takut jika seandainya nanti ada salah satu Proffesor yang memergokinya masih berada di area luar asrama atau bahkan dementor. Atau mungkin inukoto hahaha

Sejauh mata memandang, netranya hanya dapat melihat hamparan salju. Tidak ada yang lain.

Berry memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang terdapat disana, kakinya merasa mulai lelah karena berjalan - jalan tanpa berhenti sedari tadi.

Oh ayolah, besok merupakan hari yang ia paling ia tunggu - tunggu, ia harus bahagia dan semangat, kan? Hanya karena kekasihnya tidak bisa pulang, dirinya jadi sedih begini. Payah.

"Kau payah,Berry" gumamnya pelan.

"Tidak, kau tidak payah. Siapa yang mengatakan kau payah?" suara itu berhasil membuat tubuhnya menegang dan langsung beranjak dari duduknya. ia kenal suara itu! Tapi apa mungkin....? Tidak! tidak! itu pasti bukan dia. Mana mungkin dia ada disini. Dia sedang sibuk. Banyak hal yang harus ia kerjakan di dunia muggle. Itulah yang ia tahu dari sang pemilik hatinya.

Namun gadis itu tetap menolehkan kepalanya, hanya ingin memastikan bahwa suara itu bukan milik seseorang yang tengah ia pikirkan sekarang, meskipun hatinya menyuruhnya untuk tidak melakukannya.

Dan netra pasangan itu kini saling bertemu. Keduanya diam di tempat masing - masing mereka berdiri. Kalau sang adam tidak membuka suaranya terlebih dahulu,entah mau sampai kapan mereka hanya diam sembari menatap wajah masing - masing.

"Hai! Apa kabar, hm? Bagaimana keadaanmu?" Berry, tidak langsung menjawabnya. Gadis itu masih setia berdiri disana dengan raut wajahnya yang menunjukkan bahwa dirinya masih tidak percaya. Tidak percaya akan kehadiran sosok yang ia sangat ia rindukan eksistensinya tersebut. Apa ini hanya sebuah mimpi? Jika iya, tolong jangan bangunkan gadis berwajah bulat itu.

Asa, yang tidak mendapat respon apapun dari sang kekasih pun mengernyitkan dahi. Gadisnya hanya berdiri disana seperti sebuah patung. Tidak ada tanda - tanda jika dirinya akan berjalan mendekat atau mungkin berlari lalu memberikannya sebuah pelukan hangat yang ia rindukan atau bahkan hanya menjawab ucapannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk lebih dulu mendekat. Tungkainya berjalan terus, dan gadisnya masih setia mempertahankan posisinya disana. Hingga jarak antara keduanya sudah cukup dekat, Asa menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukan hangatnya.

Pelukannya semakin lama, semakin erat namun tidak membuat Berry sesak dan tidak nyaman, seolah menyalurkan serta menyampaikan rasa rindu yang amat sangat besar yang telah ia tahan selama beberapa bulan belakangan.

Kesibukannya di dunia muggle benar - benar sangat gila. Hingga terkadang ia hanya bisa menghubungi gadis dalam dekapannya itu selama beberapa detik. Ah, bukan terkadang tapi sering.

Berry memang tidak pernah protes dan marah akan hal itu namun ia tahu, bahwa Berry sebenarnya ingin berbicara lebih lama dengannya. Ia sering merasa bersalah. Tapi ia bisa apa? Siapa yang bisa ia salahkan atas seluruh kesibukannya di dunia muggle itu?

"Aku merindukanmu. Sangat" Asa mengecup singkat kepala Berry. Mendekap gadis itu semakin erat ke dalam pelukan seolah tidak rela jika Berry lepas darinya.

Pertahanan sang gadis Hufflepuff akhirnya runtuh juga. Penyihir muda itu tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sangat bahagia. Oh ayolah, siapa yang tidak bahagia ketika orang yang kita tunggu kehadirannya benar benar muncul di hadapan kita?

Tanpa perlu Berry membalas ucapannya, Asa dapat mengerti bahwa gadisnya juga merindukannya. Ia tidak meminta gadis itu untuk berhenti menangis seperti kebanyakan laki - laki pada umumnya, biarlah gadisnya menangis sampai puas, mengeluarkan seluruh emosinya lewat tangisan.

Berry dan Asa setia mempertahankan posisi mereka sampai suara Baby menginstrupsi keduanya. Hm corgi ini benar - benar tidak tahu situasi.

Asa melepaskan pelukan mereka, menampilkan senyum yang mampu membuat Berry terkagum akan ketampanan sang adam Gryffindor setiap kali melihatnya, lalu menyamakan tingginya dengan Baby. Mengelus dengan lembut bulu corgi tersebut. Membuat Baby menutup mata, menandakan bahwa dia merasa nyaman.

"Milikmu?" Lalu mengalihkan netranya pada sang kekasih. Dengan masih setia mengelus bulu corgi tersebut.

Berry mengangguk kecil. Disusul Coco yang kini mendarat di pundak sang mantan prefect Gryffindor. Tanpa bertanya lagi, ia tahu bahwa snowy owl di pundaknya saat ini adalah milik kekasih hatinya juga.

"Aku selalu bicara pada mereka ketika aku merindukanmu. Hanya mereka yang bisa aku ajak bicara. Sebenarnya bisa saja aku bicara pada kak Jill atau Kak Bona tapi aku takut mengganggu mereka." Kedua netra indahnya seakan tidak bisa lepas melihat interaksi antara sang pujaan hati dan bayi - bayinya itu.

Asa menanggapinya hanya dengan sebuah kekehan pelan.
"Kau terdengar seperti gadis yang menyedihkan. Bicara pada peliharaannya ketika merindukan sang kekasih hati."

Mereka baru saja bertemu setelah sekian lama dalam kurun waktu beberapa menit dan pemuda itu sudah membuat asap mengepul keluar dari kepalanya. Oh tentu ini hanya sebuah kiasan. Ingin rasanya tangannya melayang di pundak sang adam.

"Aku hanya bercanda." Asa yang menyadari Berry kesal pun langsung mengeluarkan suaranya lagi. Pemuda itu kembali berdiri. Dan kembali membawa si gadis Hufflepuff ke dalam dekapannya.

"Bagaimana keadaanmu selama aku pergi? Apa kau belajar dengan rajin? Atau kau sering membolos?" Sang puan tidak langsung menjawab pertanyaan sang adam. Ia semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kekasih. Menghirup aroma tubuh yang sangat ia rindukan itu lalu menggeleng pelan.

"Keadaanku cukup baik. Sekarang aku jadi leadroom dan Salah satu cita citaku sudah tercapai yaitu masuk board Hufflepuff. Dan aku tidak pernah bolos."

Asa tersenyum mendengarnya. Ia senang gadisnya belajar dengan baik selama ia pergi. Dan keadaan gadis miliknya ini juga baik. Tapi tentu tidak dengan keadaan hatinya.

"Mau sampai kapan kau memelukku?" kalimat Asa tidak dihiraukannya sama sekali. Berry tidak peduli jika nanti Asa mengatainya 'bucin'. Ia masih ingin merasakan salah satu pelukan favoritnya itu.

"Hey, bucin" Lihat? Pemuda itu memang suka sekali mengatainya bucin. Awalnya ia tidak terima dikatai seperti itu. Tapi sekarang ia sadar, sang adam benar, sekarang dirinya sudah menjadi seorang bucin dari Marvelious Alger Sam. Bucin tingkat akut, mungkin? Tapi tentu ia tidak mau mengakuinya secara langsung. Mau ditaruh dimana wajahnya?

Asa berusaha melepaskan pelukan sang pujaan hati. Bukan karena ia tidak suka atau tidak nyaman, ia hanya ingin melihat wajah cantik yang telah lama tidak ia lihat itu.

"Diamlah!" Okey. Baiklah, Sepertinya mode maung kekasihnya sedang dalam keadaan aktif. Sebaiknya ia diam atau gadis itu akan menghabisinya. Bukan menghabisi dalam arti yang sesungguhnya tentu saja.

"Apa kau tahu apa yang aku minta pada Santa Claus untuk kado natal?" Pertanyaan tiba - tiba yang diajukan oleh sang kekasih membuat Asa mengernyitkan dahi. Lalu menggelengkan kepalanya. Menandakan bahwa ia tidak tahu.

"Kau." Dan di detik berikutnya, keritan di dahinya menghilang di gantikan oleh senyum tampan miliknya, hati pemuda kelahiran 2001 itu menghangat. Ia bahagia. Sangat. Mereka memiliki permintaan yang sama pada Santa Claus.

Mode tsundere kekasihnya dalam keadaan mati sekarang dan itu sangat menggemaskan. Bukan berarti jika Berry berada di mode tsundere ia tidak menggemaskan. Bukan. Ketika mode tsundere gadis pemilik wand Holly itu sedang menyala pun ia bahkan jauh lebih menggemaskan.
" Aku menginginkanmu disini malam ini dan malam besok, menemaniku di hari favoritku. Memelukku sangat erat dan tak akan melepaskannya. Aku ingin dirimu untuk diriku sendiri. Aku tidak mau berbagi dirimu dengan orang lain. Aku tidak mau kebersamaan kita diganggu oleh siapapun. Di Natal esok yang aku inginkan hanya dirimu."

End
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.