NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

• Cava de Figlia, Messina, Italia
• Tiga belas tahun lalu

***

"Rumah ini berhantu."

"Bagaimana kau bisa yakin? Kita baru saja tiba di sini." Aku menenangkan Luca dengan menepuk bahu kemenakan kami itu dan tersenyum.

Kediaman megah itu memang bisa memberi aura tidak menyenangkan bagi pendatang. Terletak di atas bukit di dalam hutan, dikurung pepohonan besar dan lebat, arsitektur bergaya klasik, potret pria dan wanita yang memenuhi dinding ruang tamu Cava de Figlia seakan memandangi tiga anak itu.

"Oh, jangan dengarkan dia." Anak ketiga itu Kazuko, adikku. "Mata batin Emiko lebih rabun dari mata kakekmu. Empat tahun tinggal di sini dan ia tidak bisa melihat yang SEMUA orang lain pernah lihat."

Tanganku terjatuh dari bahu Luca untuk menegur anak sepuluh tahun itu. "Sorellina (adik)! Kau tidak boleh menakuti Luca. Tidak ada yang akan mengusik sehelai pun rambut kalian selama kalian tidak berbuat jahil."

"Jangan memanggilku adik!"

"Kazuko, aku tidak tahu apa yang salah denganmu hari ini. Kau tidak biasanya bersikap kasar," Ujarku dengan nada bak seorang ibu yang kecewa. Kupotong seujung roti bagel kesukaan Kazuko untuknya, namun perhatian gadis peranakan Jepang-Italia itu terkunci ke luar jendela: Sepedaku melintasi halaman tanpa pengendara di atas joknya.

Tangan kami refleks saling menggenggam.

"Ada apa?" Tanya Luca polos.

***

Bibi kami sekaligus wanita yang pernah membesarkanku, Miriam Russo DeCapa, semasa hidupnya dijuluki sebagai Le Demone alias Iblis Wanita. Ia tidak takut pada apapun dan membesarkanku untuk menjadi sepertinya. Di Sisilia, aku tinggal di Cava de Figlia, tempat paling horor dari semua properti yang dimiliki keluarga Russo-DeCapa. Setelah Bibi Miriam bunuh diri, Kazuko pindah untuk tinggal bersama ayah kami. Aku bertahan. Ketika orang lain menemukan kengerian di sini, aku menemukan kerinduan pada mendiang bibi dan ibuku.

Dari yang kusampaikan pada Luca dan Kazuko, aku mengakui Cava de Figlia bukan rumah yang paling damai dan tentram. Aku sudah terbiasa dengan gesekan biola, lukisan yang bertukar posisi, mainan yang hilang, tawa, tangis, dan jeritan. Yang aneh, benar seperti kata Kazuko, aku tidak pernah melihat apapun. Para pelayan, ayahku, sampai Bibi Miriam semuanya pernah bertemu dengan makhluk-makhluk halus yang sepertinya ramai mendiami Cava de Figlia.

Tapi aku tidak. Tidak di Cava de Figlia, tidak di manapun.

***

Umurku empat tahun.

Aku selalu menunggu Bibi Miriam pulang setiap malam, walau ia menyuruhku untuk tidak menunggunya. Pukul sebelas malam, mataku sudah mengantuk. Akhirnya dari jendela kulihat Mercedes bibi memasuki halaman Cava de Figlia. Kantukku mendadak lenyap. Aku melompat dari tempat tidur lalu keluar dari kamar. Aku mampir ke dapur meminta seorang pelayan baru, Lillian, menyiapkan minuman (susu coklat untukku, tequila untuk bibiku).

Bibi Miriam belum masuk ke dalam rumah ketika aku tiba di lantai bawah. Dari suara-suara yang kudengar, jelas Bibi Miriam tidak sendirian. Dia bersama tamunya. Kuingat dengan jelas bagaimana diriku berbalik langkah dengan kesal; bibi tidak akan bisa menghabiskan waktu bersamaku sebelum tidur. Aku menaiki tangga kembali, nyaris menabrak Lillian, ketika aku melewati kamar Kazuko yang terbuka. Tidak biasanya ia masih bangun selarut itu, namun saat itu aku amat tidak peduli.

Dulunya kamarku adalah ruang pertemuan keluarga. Pintunya dilapisi bahan kedap suara. Bibi Miriam selalu ingin menggantinya, khawatir jika sewaktu-waktu sesuatu terjadi kemudian aku berteriak dan tidak ada yang dapat mendengarnya.

Tetapi malam itu, aku dapat mendengar tawa wanita dari dalam kamarku. Hanya tawa pendek yang sudah berakhir begitu aku meletakkan tangan pada gagang pintu. Seperti kukatakan, Bibi Miriam sukses mengajariku (ia tidak begitu sukses dengan Kazuko) untuk bersifat tak acuh pada hal-hal semacam itu. Aku menjatuhkan tubuhku ke kasur dan berusaha tidur. Tidak berapa lama, ada ketukan di pintu. Kukira itu adalah Bibi Miriam, yang akhirnya selesai dengan bisnisnya. Tapi bibiku tidak pernah mengetuk. Apakah karena ia menyesal membuatku menunggu?

Aku membuka pintu. Aku melihat Kazuko. Tidak, itu tidak mungkin Kazuko. Tapi rambutnya panjang dan wajah mungilnya yang menggemaskan bisa kukenali di mana saja. Bahkan dengan kulit pucat kebiruan yang nampak seperti darah sudah disedot habis dari tubuhnya. Kazuko terbungkus dalam selimut berlendir dan penuh tanah. Jari-jarinya yang lebih panjang dan kurus, menggapai ke arahku.

"Kazu... Apa yang terjadi?" Kakiku melangkah mundur satu-satu. Jantungku seperti berhenti berdetak. Aku berteriak namun semuanya tertahan seakan bibirku mendadak kedap suara. Kupejamkan mataku, berharap seseorang datang. Dingin mengalir di ujung kulitku yang terkena sentuhannya, seperti air es yang ditumpahkan perlahan. Rasanya nyeri membekukan menyerangku. Perutku bergolak dan bibirku refleks terdobrak. Saat aku mengintip dari pelupuk mataku, dapat kulihat genangan darah yang kumuntahkan. Aku meronta namun tangan dingin itu mencengkeram jantungku. Hal terakhir yang kuingat adalah suara ayahku yang menyerukan namaku.

Seorang pria berjubah dan berkepala licin datang ke Cava de Figlia keesokan harinya. Bibiku berbicara dengannya di ruang tamu. Aku bersama dengan ayahku mendengarkan mereka dari ruang musik. Aku bersumpah wajah ayahku menunjukkan ia menyesal membawaku bersamanya.

"Donna, anak ini membenci kakaknya. Saat dirasuki semalam, ia menyampaikannya. Aku memperingatkan Anda untuk segera memisahkan keduanya atau mereka akan saling membunuh di saat dewasa."

Kazuko benar, aku tidak pernah melihat makhluk halus. Aku melihat yang lebih parah. Pada ayah, aku berjanji tidak akan menceritakan malam itu pada adikku. Tidak diminta pun, aku takkan menceritakannya. Dan sampai mati, bibiku tidak pernah melaksanakan peringatan yang diberikan padanya.

***
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.