Notes

Namnya Lim Kwang, lahir di keluarga kaya, lahir bersama kakak kembar penuh kasih. Bagai sebuah mimpi, segala ia punya. Semua berbisik, beruntung sekali bocah satu ini. Tapi, apa benar? Tahukah apa yang terjadi dibalik korden? Lemah dengan lebam disekujur badan. Tidak pantas bersanding bersama kakaknya tersayang.

Kwang sadar, kok. Sadar bahwa dirinya tak berguna dan sang Ayah hanya memandang sebelah mata dirinya.

Lalu, pada akhirnya? Dirinya dibuang. Iya, dibuang. Di pusat belanja. Konyol, memang. Kenapa harus pusat belanja?

Tapi, untuk apa sedih? Toh, ada yang menolong. Toh, ada keluarga yang mengulurkan tangan untuk mengasuhnya. Akhir yang bahagia, bukan? Tidak. Semuanya belum selesai. Perjalanan masih panjang dan waktu masih berjalan.

Kini, namanya Darka Hastanta, hidup di keluarga sederhana. Rumah tak megah, namun hangat rasanya. Arka yang manis, dicintai kedua orang tuanya. Tapi, dunia luar kejam kadang kala. Kata mereka, dia anak haram. Kata mereka, dia banci. Kata mereka. Kata mereka. Kata mereka.

Tenang saja, Ibu dan Ayah tak peduli, kok. Tapi, Arka peduli. Jadi, dia harus lebih baik dari yang lain. Lebih pintar dari yang lain. Lebih giat dari yang lain.