Notes

TUGAS PENGGANTI

Astronomy 06 Agustus 2018
(Gerhana Bulan 27 Juli 2018)

Pada tanggal 27 Juli 2018 yang lalu, gerhana bulan total dapat dilihat dari bumi. Gerhana bulan tepat melewati pusat bayangan bumi untuk yang pertama kali setelah gerhana pada 15 Juni 2011.

📝 Gerhana pertama pada 31 Januari 2018, jarak bulan berada dekat dengan bumi (Supermoon).

📝 Gerhana kedua pada 27 Juli 2018, jarak Bulan dan Bumi berada di titik terjauh (Micromoon).

📝 3 hal unik
1.) Bulan berwarna merah darah, sehingga menyebabkan julukan Blood Moon,
2.) Hujan meteor,
3.) kita dapat melihat Mars dari Bumi, dengan durasi 103 menit.

📝 Gerhana ini memiliki durasi terpanjang dibandingkan gerhana lain pada abad 21.

📝 Gerhana bulan ini terjadi bersamaan dengan pertentangan perihelik Mars yang terjadi setiap 25.000 tahun sekali, itu yang membuat Mars dapat terlihat dari Bumi.

📝 Sebagian besar permukaan Bulan masih tetap berada di bayangan Bumi selama total 4 jam. Dapat dilihat dengan jelas dari Afrika Timur, Afrika Selatan, dan Asia Tengah. Sementara di Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Eropa, terlihat naik di atas.

Frak Hoogerbeets dalam situs web pemantau gempa, Ditranium. org, pada 24 Juli 2018 meramal sesuatu : kesejajaran benda antariksa bisa berdampak pada peningkatan aktivitas seismik dan tektonik di Bumi.
Ia menyatakan bahwa setiap kali tiga benda antariksa di Tata Surya kita mengalami kesejajaran, akan ada gempa yang signifikan terjadi pada satu dua hari sebelum atau sesudahnya. Kemudian 5 hari usai Hoogerbeets merilis prediksinya, gempa berkekuatan 6,4 SR terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Sehingga menimbulkan pemikiran bahwa prediksi Hoogerbeets kemungkinan besar benar, meski tak sedikit ilmuwan yang menentang.
Pada April 2016, juga ada gempa bumi berkekuatan 7 SR terjadi di Vanuatu dan berkekuatan 6,6 SR di sepanjang Kenaikan Timur Laut Pasifik. Hal ini terjadi selang beberapa hari kesejajaran Bumi di antara Merkurius dan Mars.