Notes

"Aku pulang..." Ucap Summer dengan lesu. Summer terlihat kelelahan setelah pulang sekolah.

Sebenarnya dia tinggal sendirian di rumah ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Dia merupakan anak perempuan yang sedikit mandiri. Summer merupakan anak tunggal, dia tidak mempunyai saudara kandung. Namun beberapa saudara sepupunya sangat dekat dengan dia. Dia sudah terbiasa memasak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya dengan sendiri.

Summer bergegas ke dapur untuk memasak makanan instan. Dia sangat kelaparan, karena tidak jajan di sekolahnya. Seperti biasa, dia lupa mengambil uang sakunya dan dia juga malas untuk meminjam uang pada temannya.

"Dak duk dak duk" Terdengar suara gaduh dari atas.

"Ah dasar... Kucing sekarang bawel-bawel ya." Gubris Summer. Kemudian kembali melahap mienya yang tadi ia masak.

Setelah selesai makan, Summer menyuci piringnya dan menuju ke kamarnya di lantai 2.

"Huwa besok banyak pr!" Summer masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Dia menelungkupkan wajahnya ke dalam bantal.

"Permisi. Ada yang bisa dibantu?" Ujar seseorang yang muncul entah darimana.

Sontak itu membuat Summer kaget. "YAK! KAMU SIAPA?!! NGAPAIN DISINI? MASUK LEWAT MANA?!!"

"Halo... Aku datang kesini untuk membantu anda." Ujar seorang lelaki itu sambil melambaikan tangannya. Dia nampak seperti manusia, tapi ada yang berbeda. Matanya... Matanya tidak berkedip. Dan rambutnya terlihat kaku.

"Jawab pertanyaanku yang tadi. Ish"

"Ah... Namaku... tidak tau. Aku masuk lewat jendela itu." Dia menunjuk sebuah kaca jendela yang sudah pecah berkeping-keping.

"KACA JENDELAKU KENAPA BISA PECAH?!!! Astaga... Kamu siapa sih? Gak mungkin kamu masuk lewat jendela itu. Manjat dari mana kamu hmz" Summer berkacak pinggang dan masih terus mengintrogasi orang itu.

"Maaf telah memecahkan kacamu. Aku tidak manjat. Aku terbang"

"Ah... kenapa ada orang gila disini. Hmzzz..." Summer mengambil ponselnya dan hendak menelfon polisi.

"Wuzzzz" Orang itu terbang ke sana kemari. Summer yang melihat kejadian aneh itu langsung pingsan di tempat(?).

*******************

"aduh... kepalaku pusing..." Summer mengelus2 kepalanya sendiri. "Ah... ternyata cuma mimpi... Huft, syukurlah."

"Kau sudah bangun?" Tiba2 lelaki itu berada tepat di depan wajah Summer.

"ASTAGA!!! KAU BENAR-BENAR ADA!!! JANGAN SUKA NGAGETIN AKU TAU GAK. ISH"

"Maaf sudah membuatmu kaget, bahkan pingsan." Lelaki itu menunduk karena merasa bersalah.

"Hm... jangan sedih gitu. Sebenarnya kamu dari mana? Kok bisa terbang? Rambutmu kok kaku?" Summer memegang rambutnya yang dingin itu. "Lalu... matamu terlihat aneh. Bisa kah kamu berkedip?"

"Tolong ini mah... Nanyanya jangan rombongan gitu. Pusing tau... Baiklah saya jelaskan, Saya diperintahkan kesini. Lalu... ini bukan rambut seperti manusia, ini hanya hiasan, agar mirip dengan manusia normal. Mataku bisa berkedip, kalau lapar. Saya bukanlah manusia, saya robot" Jelas robot tersebut.

"Ah.... begitu. Matamu mulai berkedip tuh. Mau makan apa?"

"Aku biasa makan sayuran. Kamu ada sayuran? Oh ya, namamu siapa?" Tanya robot itu sambil mendekati Summer.

"Namaku... Summer. Namamu?"

"Aku belum punya nama, maukah kamu menamaiku?"

"Hm... Nathan. Ya, namamu Nathan saja ya. Bagus kan ?"

"Terima kasih sudah memberikan saya nama yang bagus. Kalau butuh bantuan, bilang sama Nathan ya." Robot itu menepuk pundak Summer. Iya, ukuran robot itu tidaklah kecil, dan tidak juga terlalu besar. Hampir mirip dengan manusia.

"Ayo kebawah, akan kusiapkan makan untukmu." Summer menggandeng tangan Nathan. "Tanganmu dingin kkk"

"Iya... Karena aku belum terbiasa dengan suhu disini."

*******

Sesampainya di dapur, Summer menyuruh Nathan untuk duduk. Nathan pun menuruti perintah Summer.

Summer membuka tudung saji(?) yang ada di meja makan. "Nah... ini sayuran aku yang buat loh. Coba dicicip" Summer menuangkan sayur itu ke dalam mangkuk yang telah dia persiapkan tadi.

Nathan mencicipinya dengan menggunakan sendok. Cara makannya sama seperti manusia.

"Hm… Enak”
“Mau lagi?” Tanya Summer seraya melihat Nathan makan seperti orang kelaparan.
“Tidak. Cukup. Ini saja. Nathan sudah kenyang kok. Oh iya Summer, Nathan dengar tadi ada pr… Mau Nathan bantu tidak?” Nathan tersenyum lepas(?)
“Wah… Nathan bisa ya? Boleh… Habis makan, kita ngerjain pr ya”
“Iya…”
***********
Setelah makan mereka segera bergegas menuju kamar Summer untuk mengerjakan pr Summer. Nathan sangat membantu pekerjaan Summer.
Summer dan Nathan semakin lama semakin akrab. Hingga suatu ketika, Summer mengajak teman-temannya ke rumahnya untuk mengerjakan tugas kelompok. Summer menyuruh Nathan untuk diam di kamarnya dan tidak keluar-keluar. Tapi Nathannya bandel(?), dia malah menghampiri Summer saat mengerjakan tugas kelompok. Teman-teman Summer pun bingung dengan keberadaan Nathan, karena setau mereka Summer tinggal sendirian di rumah, dan keluarganya hanya menjenguk Summer di akhir liburan semester. Orang tua Summer juga sudah meninggal, dan dia kan anak tunggal. Jadi teman-temannya bingung, dan menanyai Summer. Sehingga membuat Summer marah, dan Summer menyuruh Nathan untuk pergi selama-lamanya.
**********
Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, Nathan tak kunjung kembali. Itu membuat Summer merasa bersalah. Salah dia juga sih tidak bisa mengontrol emosinya.
“Nathan kemana? Pulang dong. Aku minta maaf. Aku nyesel. Aku janji gak akan marah lagi sama kamu. Ayo pulang… Aku kesepian” Summer berharap agar Nathan memaafkannya dan segera kembali.
“Janji gak bakal marahin aku lagi?” Nathan bertanya kepada Summer. Dia tiba-tiba saja sudah ada di belakang Summer.
“NATHAN!!! KAMU KEMANA AJA??? AKU KANGEN BANGET. MAAFIN AKU WAKTU ITU MARAHIN KAMU. AKU KESEPIAN GAK ADA KAMU. AKU JANJI GAK AKAN MARAHIN KAMU LAGI. HIKS HIKS(?)” Summer langsung memeluk tubuh dingin Nathan. Sedangkan Nathan hanya tersenyum melihat kelakuan Summer/?

End.


Sebenernya saya gak tau ini sci-fi atau romance -_________________-