Notes

Helaan nafas kasar lolos dari bibir Naomi. Perutnya yang sedari tadi sudah berdemo minta di isi membuatnya muak. Iya, Naomi kelaparan dan entah bagaimana tidak ada satupun bahan di dalam lemari pendingin rumahnya saat ini.

Tepat ketika wanita itu sudah bersiap membanting gelas kaca yang tidak berdosa apa-apa padanya, ponsel Naomi berbunyi nyaring. Memperdengarkan suara merdu Michael Buble yang asik menyanyikan lagu kesukaan Naomi, Home.

Ya? ucap Naomi sesaat setelah ia menempelkan benda itu di telinganya.

Burj Khalifa. Satu jam lagi. Barang standar, sahut suara seseorang di seberang telepon. Untuk sepersekian detik Naomi sudah siap untuk mengatakan Tidak! Aku lapar dan kalau malah menyuruhku ke Burj Khalifa! tetapi tiba-tiba saja Naomi membatalkannya. Ia bisa pergi makan di luar setelah melaksanakan pekerjaannya sekaligus berbelanja keperluannya.

Oke. Aku akan tiba dalam 10 menit.

Dan sambungan telepon itu diputus.

Setelah mengganti pakaian yang tadi ia kenakan dengan pakaian lain yang lebih pantas,
Naomi kemudian keluar dari rumah dan langsung menyetop sebuah taksi yang kebetulan lewat. Ia menyebutkan alamat Black Family Building dan membuat si supir taksi berhenti melemparkan pandangan tidak sopan' padanya. Membuat Naomi tertawa diam-diam.

Tidak seperti biasanya, perjalanan menuju Black Family Building hanya memakan waktu kurang dari 10 menit. Entah karena memang jalanan yang tidak terlalu ramai atau si supir taksi takut berlama-lama dengan Naomi.

Gedung hitam tinggi itu berdiri di antara gedung pencakar langit yang lain. Bersanding dengan mewahnya langit Royale yang tampak sangat cerah hari ini. Tidak mau berlama-lama di sinari cahaya matahari, Naomi bergegas masuk ke dalam gedung dan ia langsung melesat menuju lift. Satu tangannya menekan angka 4 sementara tangan yang lain sibuk merapikan tatanan rambutnya.

Ting!

Denting keras itu membuat lamunan Naomi buyar. Sesaat wanita itu sedang membayangkan dirinya sedang menyantap Kebab di temani segelas Ice Lemon Tea, namun sayangnya itu hanyalah khayalan semata.

Setelah menyebutkan tujuan serta maksud kedatangannya pada wanita yang sehari-harinya duduk di balik meja layaknya resepsionis di lantai empat tersebut, Naomi kemudian diizinkan untuk masuk ke ruangan milik Rei.

Mana barangnya? tanya Naomi tanpa basa-basi.

Dengan dagu bersihnya, Rei menunjuk sebuah paket berbentuk segi empat yang berukuran tidak lebih dari 4x4 cm di atas meja. Ketika Naomi mengangkatnya, ia bisa memperkirakan isi amplop itu tidak lebih dari 10 tablet.

Sepertinya klien-mu ini masih pemula. Buktinya ia hanya memesan segitu. Rei berkata. Naomi lalu memasukkan paket tadi ke dalam kantung celananya.

Mungkin. Naomi menyahut tidak perduli. Hanya ini? Kalau iya aku pergi sekarang, tambah wanita itu sambil menatap Rei.