Notes

Sujeong merebahkan dirinya di lantai yang dingin itu. Taehyung yang sedang terduduk di kasurnya hanya memerhatikan pacarnya itu lalu terkekeh.

"Ada apa, hm?" Tanya Taehyung. Sujeong melirik kearah Taehyung lalu melebarkan tangannya.
"Entah kenapa aku menyukai lantai rumahmu yang dingin ini. Ngomong-ngomong kemana Ibumu? Biasanya jam segini dia ada dirumah." Tanya Sujeong Taehyung terkekeh.
"Ibu? Sepertinya ke pasar. Dia ke pasar 3 hari sekali, dan hari ini adalah jadwalnya." Jawab Taehyung. Sujeong bangkit lalu mengerucutkan bibirnya.
"Aku merindukkan Ibumu. Sudah lama sejak aku tidak bertemu dengannya." Keluh Sujeong.

Ibu Taehyung dan Sujeong sangat dekat. Taehyung dan Sujeong tidak tau kalau Ibu Taehyung mengetahui hubungan mereka, yaitu adalah sepasang kekasih. Taehyung dan Sujeong sudah menjalani hubungan ini selama 1 tahun lebih. Ibu Taehyung mengetahuinya karena Taehyung pernah mengigau bahwa Ryu Sujeong adalah miliknya lalu esoknya datanglah Sujeong ke rumah Taehyung, Taehyung mengenalkan Sujeong sebagai temannya padahal Ibu nya sudah mengetahui hubungan mereka. Kkk, Taehyung yang ceroboh ya?

Taehyung beralih duduk didepan Sujeong lalu mengacak poni Sujeong pelan. Sujeong mengerutkan keningnya tanda ia tidak suka.
"Kalau Ibu mengetahui hubungan kita bagaimana?" Tanya Taehyung yang disambut oleh ekspresi kaget dari Sujeong.
"Oh apa Ibu mu mengetahuinya? Ah tidak! Gawat! Aku takut!" Seru Sujeong sambil menggigiti kukunya.
"Dari tingkahnya sepertinya dia mengetahuinya. Biasanya Ibu selalu marah kalau aku membawa teman perempuan ke rumah, tapi saat kau kesini dia hanya tersenyum dan tidak marah-marah." Jawab Taehyung, Sujeong menghela nafasnya lega.
"Aku sedikit takut kalau Ibu mu tau, aku takut kalau hubungan kita tidak direstui nantinya. Oh, itu mimpi burukku!" Sahutnya lagi. Taehyung tertawa geli karena ekspresi Sujeong yang aneh dan pertama kali ia lihat. Sujeong yang menyadari Taehyung menertawai dirinya langsung melempar tatapan tajam kearah kekasihnya itu,

"Kau menertawaiku ha? Memangnya apa yang lucu?" Tanya Sujeong mulai geram. Taehyung menahan tawanya.
"Tidak.. Pft-" Jawab Taehyung yang dibalas oleh pukulan keras dari Sujeong di punggungnya.
"Jangan menertawakan aku lagi! Awas saja!" Ancam Sujeong, Taehyung mengangguk.
"Baik, tuan putri! Aku tidak akan menertawakanmu." Kata Taehyung.
"Anak pintar!" Sahut Sujeong.

Tok tok tok.
Pintu kamar Taehyung terketuk. Lalu terbuka dan mendapati Ibu Taehyung.

"Oh! Ada Sujeong rupanya?" Tanya Ibu Taehyung senang.
"Ah Bibi!" Seru Sujeong lalu segera memeluk Ibu Taehyung itu. Ibu Taehyung dengan senang membalas pelukkan Sujeong dengan hangat.
"Ibu, katanya dia merindukkanmu." Kata Taehyung.
"Ah benarkah, Sujeong? Aku juga merindukanmu!" Balas Ibu Taehyung. Taehyung mendesah.
"Bibi, maafkan aku karena jadi jarang mengunjungimu!" Sahut Sujeong.
"Bibi? Jangan bilang itu lagi! Panggil aku Ibu!" Ralat Ibu Taehyung. Lalu hening.
"Ib-ibu?" Tanya Sujeong, Ibu Taehyung mengangguk.
"Ibu, kenapa..?" Tanya Taehyung.
"Kalian berpacaran bukan? Kalau begitu, untuk apa Sujeong memanggilku 'Bibi'?" Pertanyaan itu sontak membuat mulut Sujeong dan Taehyung terbuka. Mereka kaget. Darimana Ibu Taehyung mengetahuinya?

"I-ibu.. Ba-bagaimana kau.. tau?" Tanya Taehyung, Ibu Taehyung tersenyum.
"Kegiatanku selama Sujeong ada di rumah untuk 1 tahun ini adalah menguping. Menguping pembicaraan kalian. Kalian harus senang!"

+++

Canggung. Itu yang dialami mereka sekarang. Walaupun sudah satu hari berlalu, keadaan ini masih saja belum hilang. Karena perkataan dari Ibu nya Taehyung kemarin, ini semua terjadi.

"Uhm.. Tae?" Panggil Sujeong ragu.
"Y-ya?" Sahut Taehyung.
"Sebenarnya Ibu mu itu.. Aku tidak apa-apa. Hanya saja aku, ya.." Sujeong menggantungkan kalimatnya. Taehyung menghela nafasnya lalu tersenyum.
"Lupakan saja. Bukankah itu berarti Ibu ku menerimamu sebagai pacar anaknya?" Tanya Taehyung yang membuat Sujeong terdiam dan bergumam 'benar juga'.
"Jadi, ya.. Jangan pikirkan itu." Tambah Taehyung sambil mengacak pelan poni Sujeong. Sujeong mengernyit lalu menganggukan kepalanya pelan.
"Baiklah.." Lalu hening.

1 detik..
2 detik..

"Sujeong?.

"Ya?"

"Mau menemaniku ke suatu tempat?"

+++

Sujeong duduk disana lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar. Pemandangan dari atap rumah Taehyung sangatlah bagus, walaupun tidak sebagus pemandangan yang biasa dilihat dari pantai atau di menara Namsan. Hanya suara angin yang terdengar dan Sujeong sangat menyukainya.

Woosh.
Suara angin itu terus terdengar dan terus menerpa wajah mulus Sujeong. Setiap angin itu menerpa wajahnya, Sujeong menutup matanya lalu tersenyum. Sujeong tidak tau kalau pemandangan bagus saat malam hari disini.

"Kau suka?" Tanya Taehyung yang dia sadari sedari tadi memperhatikannya. Sujeong mengangguk tanpa menolehkan kepalanya. Taehyung tersenyum lalu menyimpan jaketnya diatas pangkuan Sujeong menoleh.
"Tidak apa-apa kok.." Kata Sujeong sambil mencoba mengembalikan jaket Taehyung, tapi Taehyung menahan tangan Sujeong agar berhenti bergerak.
"Ini sudah malam, anginnya dingin. Pakai saja" Ujar Taehyung, Sujeong mengernyit.
"Kau juga tidak pakai jaket." Timpal Sujeong, Taehyung mengangkat kedua bahunya lalu memakaikan jaketnya pada Sujeong. Sujeong hanya bisa menurutinya.

"Terimakasih.. Setelah aku pulang, jangan lupa minum obat supaya kau tidak sakit besok." Kata Sujeong. Tanpa Sujeong ketahui, Taehyung mengangguk.
"Baiklah.."