Notes

-Mysterious Portal-

"Seberapa jauh kau akan pergi?" Wanita bertudung putih itu mencengkram tangan lembut di hadapannya. Tak dapat dilepas. Semakin lama, semakin erat cengkraman yang wanita bertudung itu tunjukkan. Cengkraman itu membuat kathrine mengernyitkan dahi, ia mulai merasa adanya kekerasan. Tudung yang dipakai wanita itu menutupi sebagian besar wajah paru baya-nya, hingga kathrine tak dapat memastikan dengan pasti siapa wanita yang berada di hadapannya kini.
"Sejauh yang aku mampu." Kathrine mencoba menjawab dengan kalimat dasar.
Gadis ini menggigit pelan bibir bagian bawahnya. Perasaannya mulai tak karuan. Ada yang mengganjal dari tatapan wanita bertudung itu. Tatapan yang tak terlihat namun membuat christina terdiam kaku, ketakutan.
Wanita bertudung itu dengan rasa tak menyesal melepaskan cengkramannya pada tangan gadis dihadapannya. Kathrine segera menarik tangannya yang telah bebas. Menyembunyikannya di balik punggung. Wanita di hadapannya membuang muka, lalu tertawa keras.
"Kusarankan kau kembali ke pelukan keluarga dan faksimu, gadis keras kepala." Suara wanita bertudung itu mengejek. Kathrine tak ingin masuk ke dalam perangkapnya. Ia menahan emosi dengan amat baik.
"Aku akan tetap dengan pilihanku." Gadis itu melangkah meninggalkan wanita bertudung yang sedang tak mengawasinya. Ia sedikit berlari agar dapat dengan cepat menjauhi wanita itu. Posisinya semakin dekat dengan portal yang telah ia lihat sebelum wanita bertudung itu menghalangi jalannya tadi.
"Kau akan mati!" Teriak wanita bertudung itu berhasil menghentikan langkah kathrine yang tinggal beberapa langkah lagi memasuki portal. Ada keraguan yang tiba-tiba menjalar, namun bila gadis itu telah membuat keputusan, maka keputusan itulah yang harus ia laksanakan.
"Aku akan kembali." Kathrine melanjutkan langkahnya.
Portal di hadapan gadis itu mulai ia telusuri. Portal yang kabarnya bisa membuat siapa saja yang tak memiliki jiwa kuat, lemas tak berdaya didalamnya. Kathrine sedikit pun tak gentar. Sebuah kilatan cahaya menyerang matanya, tak terduga, membuat ia tak dapat melihat arah. Sepatu yang ia pakai menginjak sesuatu. Tubuhnya roboh, ia terpeleset semakin dalam.
"Hah.. hah..." Teriak kathrine dengan terengah-engah yang mengagetkan kekasih yang ada disampingnya, eric.
"Hey kath tenang.. tenanglah. Kau sudah sadar dari alam bawah sadarmu." Ucap eric menenangkan sang kekasih.
"Apa? Alam bawah sadar? Jadi.. itu hanyalah sebuah mimpi?!" Tanya kathrine bertubi-tubi.
"Eum-hm bisa dibilang seperti itu, ingatlah ujian faksi-mu minggu depan tak menyerang fisik melainkan menyerang ketakutan yang ada di alam bawah sadarmu seperti yang kau alami barusan." Ucap eric menjelaskan pada kathrine.
"Tap-tapi itu terlihat nyata.. portal itu.. divergent portal.. aku melihatnya sangat jelas will." Balas kathrine.
"Sudah-sudahlah, mungkin itu hanya efek yang ditimbulkan dari serum yang aku suntikan beberapa menit yang lalu. Dengar kath divergent portal itu tak nyata, dan bukankah miss dan master sudah berulang kali mengatakan pada kita bahwa itu hanyalah cerita omong kosong para pendahulu kita." Ucap eric yang lagi-lagi menjelaskan pada kathrine.
"Eum mungkin saja begitu." Balas kathrine diikuti dengan senyum merekah diwajahnya.