NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

몰래 듣지 마요 (Don`t Listen Secretly)


-- by mun of swgkwan (dont reply this plot-thread)



Sebut saja aku Seungkwan. Siapa aku? Aku baru saja melewati masa sulit sebagai mahasiswa baru di salah satu universitas lokal di pusat kota. Aku bukan asli dari kota ini. Uang? Jika aku sombong aku akan mengatakan bahwa aku adalah salah satu anak dari keluarga kaya di desaku. Aku mencintai kampung halamanku. Aku memutuskan kuliah di ousat kota karena aku tidak ingin di cap sebagai si bungsu yang manja--satu-satunya laki-laki dan anak bungsu pula.

Hm? Apa? Kau tanya soal kisah asmaraku?

Aku biseks. Namun sekarang aku menyukai salah satu senior dari jurusanku. Jika aku mendeskripsikannya maka cerita ini akan berakhir 3 hari kemudian. Pertemuan kami pun konyol--dan menjurus ke arah plot klise yang biasa ada di drama televisi. Dia tak sengaja menabrakku yang saat itu sedang mengantarkan setumpuk kertas sketsa ke ruangan dosen--dan berakhir kertas-kertas tersebut bertebaran di lantai. Penampilannya... nerd? But really I had a confess with him after the accident.

Dan akhirnya aku tahu nama senior itu adalah Lee Seokmin.


Kini aku memasuki semester baru, semester yang SIBUK dalam sejarah per-semester-an perkuliahan. Aku memutuskan untuk menyewa loker kampus--bersifat temporal dan kapanpun bisa mengakhiri masa sewanya. Loker bisa dibuka kapanpun dan oleh siapapun. Aku baru sadar kalau letak lokerku tepat bersebelahan dengan senior Seokmin.

If I had a confess with someone.. I must.. give 'em something that they like.

... Boo Seungkwan. Idemu sungguh gila.


Keesokan harinya aku datang pagi--selain karena memang jadwal kuliah pagi-- aku membawa sekotak nasi bibimbap dan meletakkannya di loker senior Seokmin. Semoga saja nasinya tidak basi, aku tahu kalau setelah kelas yang dipakai jadwal perkuliahanku aka dipakai oleh kelas senior Seokmin. Tak terasa kelas jam tersebut telah berakhir. Aku keluar kelas. Aku mendapati senior Seokmin bersama salah satu temannya berdiri di depan loker milik senior Seokmin. Senior Seokmin memegang kotak nasi bibimbap yang kuletakkan di lokernya.

"Kau tahu siapa yang memberikannya padamu?" tanya pemuda tinggi dengan dialek yang kurasa ia bukan berasal dari Korea.

Senior Seokmin menggeleng. "Tentu saja tidak. Tidak ada catatan apapun. Ini untukmu saja. Aku tidak lapar,"

.
Aku hanya merasakan ada yang pecah di dalam tubuhku saat aku mendengar senior Seokmin berkata demikian.


Keesokan harinya aku meletakkan tiga buah kimbap segitiga di lokernya. Dengan jujur aku juga meninggalkan catatan. Tentu saja tanpa nama.

"Awas saja kalau tidak dimakan. Ini untukmu! Jangan kau berikan kepada orang lain!"


Senior Seokmin hanya melihatnya dengan tatapan tak mengerti. Lalu ia hanya pergi meninggalkan lokernya tanpa berkata apa-apa disana. Aku berdiri di depan papan jadwal membelakanginya. Dan bernafas lega.

Aku jadi ketagihan. Aku sering membawakannya makanan atau cemilan setiap aku berangkat kuliah. Sudah seminggu. Aku hanya berani berkata demikian karena ... entahlah. Cinta tanpa alasan? Klise sekali. Tapi memang aku merasakannya. Catatan singkat kadang manis aku tinggalkan bersama makanan yang kuletakkan di loker senior Seokmin.

Namun, suatu hari aku mendengar samar-samar percakapan senior Seokmin dengan salah satu temannya, senior Mingyu.

"Kau sudah tahu siapa yang mengirimkannya untukmu?"

"Begitulah. Tapi aku tidak akan mengatakannya padamu.."

Aku tahu ia tersenyum setelah ia berkata demikian tanpa aku melihatnya langsung.

".. aku mendengar beberapa fakta saat aku sedang mencari siapa yang biasanya mengirimkan makanan ke lokerku tiap pagi. Dan sekarang aku menemukan jawabannya,"

Jantung. Tolong kontrol. Sebentar saja. Aku sedang berada tepat disebelahnya. Di lokerku!

"Mengapa kau tidak mengatakannya langsung?" ujar senior Mingyu.

Senior Seokmin menggeleng. "Dia saja tidak mengatakan bahwa ia menyukaiku. Mengapa aku harus berkata demikian?"

Aku merasa.... harapanku pupus? Atau aku sedang dalam mode percaya bahwa orang yang dibicarakan senior Seokmin adalah aku? Atau bukan? Aku? Bukan aku? Halah. Masa bodoh.

Entah mengapa aku bisa sampai malam hari berada di kampus. Tugas deadline menggangguku. Atau aku yang seharian galau memikirkan ucapan senior Seokmin kemarin?

Aku mengambil sekotak dark chocolate dari kantung celanaku. Ada sebuah tali pita disana. Aku juga menempelkan catatan. Ini niat terakhirku mengirimkan makanan pada senior Seokmin.

"Aku menyukaimu. Jangan mendengarnya dalam kesunyian. Suatu saat aku akan datang dan mengatakannya padamu,"

Aku meletakkan kotak coklat itu dan menutup loker milik senior Seokmin. Berharap besok pagi ia memakannya dan aku berniat tidak masuk kuliah besok.

Aku terpaku sesaat setelah berbalik badan aku mendapati senior Seokmin telah berdiri tepat di hadapanku. Tatapannya datar. Tak ada raut terkejut ataupun marah saat aku berani membuka dan meletakkan sesuatu di lokernya tanpa izin.

"S-senior.."

"Aku memang sudah tahu bahwa kau yang mengirimkan ini padaku.."

Senior Seokmin mendekat padaku. Ia membuka lokernya dan mengambil coklat yang kuletakkan di lokernya. Membaca catatannya. Tatapannya tetap datar. Tak sekalipun menatapku. Aku hanya menunduk malu.

"Mm.. maafkan aku senior. Aku tidak bermaksud.."

"Maaf untuk apa?"

Aku sedikit terperanjat. "A-aku.. telah lancang meletakkan sesuatu di lokermu.."

Senior Seokmin tersenyum tipis. "Jika aku mendengar dalam kesunyian, sudah jelas aku akan mendengar kalau kau berusaha mendekatiku. Dan mengatakan kalau kau menyukaiku,"

Senior Seokmin membuka bungkus coklat tersebut. Menyuruhku membuka mulut.

"A-apa maksudmu.."

Aku hanya terpaku saat bibir senior Seokmin menyentuh bibirku. Diantara bibir kami terdapat coklat yang meleleh karena kehangatan mulut kami berdua. Tubuhku melemas, aku hanya bisa bersandar di loker sementara senior Seokmin makin intim mencium bibirku.

Ciuman kami terlepas setelah tepat semenit saling balas ciuman. Senior Seokmin menatapku lekat.

"Aku mendengarnya. Walau dalam sunyi ataupun keramaian. Aku hanya merahasiakannya darimu.. jadi..."

Aku menatapnya dan menunggu lanjutan kata-katanya.


"... bisakah kita menjadi kekasih? Kau bisa mengantarkanku makanan dan kita bisa pergi berkencan."


-end-
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.