Notes

Merpeople vs People.
Based on personal experience of:
Ellaine Lannister (@ddeolari, 6MS, 2064).

ㅤㅤBagi seorang penyihir muda yang masih berusia 8 tahun, serangkaian perjalanan ke luar benua adalah hal yang luar biasa. Terima kasih kepada profesi kedua orang tuanya, si bungsu Lannister bisa menyaksikan bunga sakura yang bermekaran di Jepang, berpartisipasi dalam Festival La Tomatina di Spanyol, menangkap daun yang berguguran juga mengisi keranjang permen di Amerika, dan merasakan bekunya Skotlandia kala musim dingin menghampiri. Rangkaian pengalaman luar biasa tersebut bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih satu tahun. Dan tepat di akhir tahun 2011 saat perayaan Natal sudah di depan mata, keluarga kecil penyihir berdarah murni itu memutuskan untuk mengarungi liburan di benua Eropa.

ㅤㅤMenikmati pemandangan malam Yunani sembari menaiki perahu yang melintasi danau Doxa mungkin terdengar mengasyikan bagi beberapa orang. Tetapi yang jelas, bukan untuk Ellaine. Si bontot tidak pernah menyukai suhu dingin dan semua orang tahu, danau, malam hari, musim dingin ... hah, kombinasi yang mematikan. Meski demikian, permintaan tak wajar itu berawal dari keinginan sang kakak, Ezekiel. Dasar kakaknya, memang paling senang untuk menyiksa si puan dengan permintaan-permintaan menyebalkan.

ㅤㅤSetengah hati mengikuti ‘jalan-jalan keluarga bahagia’ itu, si gadis menyadari bahwa bukan hanya keluarganya yang cukup nekat. Nyatanya, perahu kayu yang ditumpangi sempat berpapasan dengan perahu lain yang dihuni oleh sepasang kekasih bukan penyihir yang sedang dimabuk cinta. Romantis sekali, bukan? Memang, kadang cinta itu bisa membutakan, ya. Menerjang sapuan angin yang mampu membuat tubuh luar biasa menggigil–bergetar seperti layaknya teknologi muggle bernama ponsel, bukan hanya si pemangku nama Ellaine yang terganggu.

ㅤㅤPenghuni lokal yang berada di balik permukaan danau pun seolah tak senang tidurnya diusik oleh sekelompok manusia asing. Nyanyian, jeritan, luapan emosi–entah itu harus disebut apa terdengar samar menusuk rungu. Semakin lama, semakin jelas dan nyaring. Lahir dari pasangan penyihir hebat, Lannister bersaudara sudah terlebih dahulu memperoleh peringatan mengenai keberadaan makhluk magis berbentuk separuh ikan dan separuh manusia, Merpeople. Meski sudah banyak dongeng muggle mengenai makhluk serupa–tapi tentunya tak sama dengan Merpeople, pasangan kekasih muggle yang tak tahu menahu tentunya segera menyorakkan ketakutan melalui lengkingan bernada tinggi.

ㅤㅤBagi yang tak melihat, mungkin mengira suara tersebut sebagai puncak lagu dengan nada ekstra tinggi yang dibawakan oleh seorang penyanyi berbakat. Tertawa hebat sampai nyaris terpingkal, si sulung berhasil membuat perahu keluarga Lannister bergoyang hebat. Demi Merlin Yang Agung, saat itu, tanpa diketahui siapa pun, jantung si bungsu sempat berhenti selama dua detik. Ia belum ingin merenggang nyawa, apa lagi dalam kondisi beku seperti es. Tapi patut diakui, usaha pria dari kapal sebelah yang mati-matian mendayung ke tepi danau memang fantastis.

ㅤㅤSeandainya mereka berada di daratan hangat, jelas Ellaine akan tertawa paling keras. Kendati demikian, rasa iba sempat singgah setelah menyadari bahwa pasangan kekasih tadi mengira nyanyian Merpeople sebagai amukan monster laut atau bahkan eksistensi hantu di tengah malam. Kejadian bersejarah tersebut untungnya segera diakhiri dengan permintaan maaf keluarga kecil Lannister sebelum berhenti di tepi danau dan berlari menuju penginapan. Ah, memang perapian dan segelas cokelat hangat di musim dingin merupakan penyelamat.