NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Title: I'm so curious (M)
Cast:
Evelyn Demetra
Eric Schwazer Malfoy


Evelyn, biasa dipanggil Eve, adalah seorang gadis remaja yang berusia 20 tahun. Dilihat dari tampilan fisiknya, ia terlihat sama seperti gadis seumuran pada umumnya. Namun ketika kau sudah mengenalnya, maka kau seperti berteman dengan anak kecil berumur 10 tahun. Mengapa begitu? Itu dikarenakan cara pikirnya yang sangat sangat sangat polos tentang pergaulan. Walaupun dengan sifatnya yang seperti anak kecil itu, ia sama seperti yang lainnya. Seorang mahasiswi. Ia pintar dan IP nya tiap semester juga bagus. Namun ia sangat pendiam, mengasingkan diri, dan tidak dapat bersosialisasi dengan teman sekampusnya. Salahkan para bodyguard yang dipekerjakan oleh orang tua nya. Ah bukan. Salahkan orang tuanya. Mereka terlalu mengekang putri satu-satunya itu, hingga ia hampir tidak punya teman. Ya hampir. Untung saja Eve punya seorang teman yang selalu menemaninya jika ia di rumah. Yaitu tetangganya, Eric. Sejak kecil mereka selalu bermain bersama. Walau tidak jauh dari rumah. Eric selalu menjaga Eve layaknya adik sendiri.

***

Eve pulang dari kuliahnya dan melihat Eric yang sedang bermain games di dalam kamarnya.
"aaah aku lelah~" Eve merebahkan dirinya di kasur.
"Istirahat lah" ucap Eric sambil bermain gamesnya.
"Sejak kapan kau disini? Kau selalu saja masuk kamarku seenak jidatmu"
"Aku kan sudah biasa seperti ini. Aku menganggap kamarmu adalah kamarku juga"
"Hm terserahmu saja lah. Eh tadi ada yang meminjamkan komik padaku" Eve duduk dan mengambil komik di tas nya.
"Komik apa?" Eric tetap fokus pada gamesnya.
"YA! matikan dulu gamesmu itu. Aku bingung dengan komik ini. Coba kau lihat."
"Iya nanti aku lihat. Tanggung nih sebentar lagi menang"
"Lihat sekarangggg dan jelaskan padaku maksudnya itu bagaimana" Eve mem-poutkan bibirnya (-3-) dan melempar komik itu dan tepat mengenai kepala Eric.
"aish... YA!" Eric menghentikan bermain games, mengusap kepalanya dan melihat komik itu.
"... what the......" Eric memelototkan matanya saat melihat komik itu.
"Kenapa?"
"siapa yang memberimu komik ini?"
"Teman sekelasku. Ia bilang aku harus coba baca ini."
"Sialan..." Eric mengumpat pelan. Ia kaget saat komik yang dibawa Eve adalah komik..... hentai.
"Kau kenapa?"
"Tidak apa. Kau tidak perlu tahu ini komik apa. Itu hanya akan membuatmu..... rusak."
"Rusak? Tapi tadi aku sudah terlanjur membacanya makanya aku bingung. Apa yang dilakukan laki-laki dan wanita dalam komik itu? Kenapa si wanitanya seperti kesakitan? Apa laki-laki itu menyakitinya? Aahh aku penasaran.. Jelaskan padaku. Se-ka-rang."
Eric ber-sweatdrop ria. Inilah yang ia kesalkan dari Eve. Jika ia sudah penasaran, ia akan terus mencari tahu sampai ia tidak penasaran lagi.
"Dan juga... tadi.. apa itu.. kenapa anu nya si laki-laki bisa masuk ke anu nya perempuan yah? Itu kan hanya untuk buang air besar dan kecil. Hmmm. Apa punyaku juga bisa?" Eve berpikir keras sambil melihat bagian bawahnya.
"YA!! HENTIKAN" Eric membentak Eve.
"Kau ini kenapa sih??"
"Sudahlah tidak usah dipikirkan komik itu."
"Tidak mau. Aku penasaran. Aku ingin mencobanya juga."
"Astaga....." Eric mengusap wajahnya kasar.
"Kau mau melakukannya denganku seperti yang ada di komik itu?" Ucap Eve dengan wajah cerah nan polosnya itu.
"Kau ingin aku memasukimu begitu?" Dan Eric merasa kalau ia akan gila ketika dengan polosnya Eve menganggukkan kepalanya.

"Kau gila Evelyn!"
"Kau tidak mau? Kalau kau tidak mau bilang saja, tidak perlu marah-marah begitu. Aku bisa meminta Four melakukannya padaku."

WHAT? Ia mau meminta Four, yaitu kakaknya, melakukannya? Eric tak habis pikir... ckckck

"Kau serius ingin melakukannya?" Tanya Eric dengan nada serius.

"Iya! Kau ini banyak tanya ah!"

Lama Eric menatap Eve yang balik menatapnya dengan pandangan kesal. Setelah sekian lama berpikir baik-buruknya Eric pun berjalan menuju pintu kamar Eve. 

Klek

Eric mengunci pintu kamar itu.

Eve menolehkan kepalanya, ia mengernyit heran ketika dilihatnya Eric berdiri di depan pintunya. "Aku akan melakukannya," ujar Eric serius. Eve terkejut mendengarnya.

"Tapi hanya untuk membuktikan apakah bisa masuk atau tidak."

"Hm! Memang itu tujuanku," sahut Eve.

Eric menghela napasnya lagi. Yah biarlah untuk kali ini ia menuruti permintaan Eve. Dari pada terjadi sesuatu pada sahabatnya yang sudah dianggap seperti saudaranya itu. Lagipula ini hanya untuk memenuhi rasa penasaran Eve, kan? Setelah itu mereka bisa melupakan soal ini dan kembali bersikap seperti biasa.

"Sekarang hidupkan musik atau sesuatu supaya orang tuamu tidak dengar suaramu nantinya," ujar Eric.

"baiklah" Eve menyalakan mp3 playernya dan meninggikan volume nya.

"Nah, sekarang buka bajumu," perintah Eric. Eve mengangguk paham. Ia mendirikan tubuhnya menghadap Eric dan mulai melepas pakaiannya. Jelas saja Eve sangat malu melakukan ini di hadapan Eric. Tetapi ia tidak dapat menahan rasa penasarannya itu.

Eric mendadak merasa wajahnya memanas ketika tubuh Eve tidak tertutupi apapun. Ck, Sara benar-benar memiliki tubuh yang sungguh menggairahkan. Eric baru menyadarinya sekarang.

"Oke, sekarang kau berbaring dan bentangkan kedua kakimu," ujar Eric. Eve mengernyit heran menatap Eric yang masih berpakaian lengkap, "Kau tidak buka celanamu?"

"Tidak usah. Aku hanya perlu menurun resleting-nya saja." Eve mengangguk paham. Sesuai ucapan Eric kini ia membaringkan tubuhnya di kasur. Eve menelan ludahnya ketika melihat Eric mulai mendekatinya. Wajahnya memerah dan jantungnya berdetak tidak karuan.

Eric menahan napasnya ketika ia mendudukkan dirinya tepat di depan Eve yang terbaring pasrah.

Sret~

"Ini akan sangat sakit. Tahan ya?" gumam Eric setelah membuka resletingnya sambil mengangkat kedua belah kaki Eve dan menumpukannya di bahunya. Eric kemudian meraih bantal dan meletakkannya di pinggul Eve untuk lebih menaikkan pantat Eve.

Eric merendahkan wajahnya hingga kepalanya berada di samping leher Eve. Tangan kirinya meraih pantat Eve dan menyibakkannya, sementara tangan kanannya mengarahkan ujung penisnya ke vagina pink itu. Dengan perlahan Eric menggesek-gesekkan ujung penis nya pada mulut vagina Eve.

"Euuuunghhh~" Eve melenguh pelan. Gesekan penis Eric pada vaginanya membuat tubuhnya seolah tersetrum listrik yang menyenangkan. Belum lagi deru nafas Eric yang mengenai leher dan telinganya. 

"Oke, akan kumasukkan," gumam Eric dengan suara yang teredam. Eve hanya mengangguk. Tangannya terjulur dan mencengkram kaus Eric di bagian punggungnya.

Eric menarik nafasnya lagi dan menghembuskannya. Ia menempelkan ujung penisnya pada vagina Eve, ketika dirasa sudah tepat Eric mendorong pinggulnya perlahan.

"Engh!" eve mengernyit kesakitan. Tangannya mencengkeram kaus Eric dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih. Eric bisa merasakan tubuh eve menegang menahan sakit, namun meski begitu ia seolah tidak mampu mengendalikan tubuhnya.

"AGH! K-keluarkan!" seru eve ketika ujung penis Eric mulai menyeruak masuk. 

Rasanya sungguh sakit dan perih. "Eric keluarkan!" seru Eve lagi sambil menarik-narik kaus Eric, "Tidak Eric… Sakit sekali… hiks"

Eric menghentikan dorongannya dan kembali menarik penisnya keluar. Ia mengangkat tubuhnya, menatap Eve yang sibuk mengatur nafasnya. "punyamu terlalu sempit. Aku akan melakukan sesuatu untuk melebarkannya."

Eric berdiri dan mengambil lotion yang ada di meja rias Eve.

Eve yang mengatur nafasnya hanya menatap Eric yang kini membalurkan body lotion ke jari-jarinya. Eric tahu ia tidak perlu melakukan ini, toh ia masih ingat tujuan yang sebenarnya. Dan lagi penisnya juga sudah masuk, seharusnya mereka sudah selesai. Tetapi Eric tidak ingin mengakhiri ini terlalu cepat. Vagina Eve terlalu nikmat untuk ditinggalkan.

Merasa sudah cukup, Eric kembali ke posisinya semula. Ia menaikkan kaki kanan Eve, hingga vagina menggoda itu kembali terlihat. "Bilang kalau sakit ya?" ujar Eric sambil menatap Eve. Eve mengangguk paham.

"Aaaanghh~~~" Eve mengerang ketika merasakan sesuatu yang lembab menyeruak masuk ke dalam vaginanya. Ia tahu betul kalau itu adalah jemari Eric. "Sakit?" tanya Eric melihat Eve memejamkan matanya. Eve hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

"Mungkin ini akan sedikit berbeda dari tujuan awal, tidak apa kan?"

"Apa maksu-euumphh~" Eve tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Eric sudah terlebih dahulu melumat bibirnya. Dengan lembut Eric menghisap bibir atas dan bibir bawah Eve.

Eve tidak mengerti kenapa Eric melakukan sampai sejauh ini, tapi dia tidak protes. Dia menikmatinya. Eve sendiri tidak tahu kenapa. Bersamaan dengan ciuman itu, jemari Eric yang terbenam di vaginanya mulai bergerak.

"Mmmmhhhh…"

Eric memiringkan kepalanya. Lidahnya menusuk-nusuk pertengahan bibir Eve dan tidak perlu menunggu untuk Eve membuka mulutnya. 

"Engh!" Tubuh Eve sedikit terlonjak ketika jari Eric menyentuh sesuatu yang membuat ia merasa tersengat.

Eric tahu ia telah menyentuh sweet spot Eve. Ia tersenyum dalam lumatannya ketika merasakan Eve mulai membalas ciumannya. Berulang kali Eric terus menekan titik itu dan berulang kali pula tubuh Eve terlonjak-lonjak pelan.

"Agh!" Eve mendongakkan kepalanya. Air matanya mengalir ketika Eric menambahkan dua jari di dalamnya. Rasanya perih dan sakit. "E-Eric… S-sudahhh…"

Eric tersenyum tipis, ia mengacuhkan ucapan Eve. Gerakan jari Eric di dalamnya bertambah cepat. Keluar masuk, memutar dan sebagainya.

"EMH! AAAANGH~~~" Eve mengerang kencang. Tubuhnya melengkung dan kepalanya mendongak. 

Eric mencium gemas pipi Eve, ia lalu mengeluarkan jarinya, "Bagaimana rasanya?"

Eve mengatur nafasnya sebelum membuka suaranya, "Lelah~" rengek Eve manja, "Aku lelah sekaliii~" Eve menutup matanya perlahan, ia berpikir untuk tidur sekarang juga. Namun matanya kembali terbuka ketika merasakan bibirnya dilumat dengan lembut, "Eric?"

"Jangan curang Eve. Aku sudah membuatmu 'keluar' dan sekarang kau mau tidur begitu saja?"

"Aku tidak mau sakit lagi," gumamnya pelan.

"Tidak akan sakit. Kan tadi aku sudah melebarkannya," Eric masih berusaha membujuk Eve.

Eve menghela nafasnya, "Baiklah, tapi jika aku kesakitan kau harus langsung keluarkan punyamu, ya?"

"Oke!" ucap Eric bersemangat. 

Eric kemudian meletakkan kedua kaki Eve di bahunya, kembali ia sodorkan penisnya yang sudah memerah ke arah vagina itu. Eric menggesekkannya dengan pelan, ia tersenyum melihat Eve menggeliat menahan nikmat.

Oke, dia sudah tidak tahan lagi. Perlahan namun pasti, Eric mendorong penisnya.

"AGH! ERIC!" teriak Eve. Ini sakit sekali! Eve mulai meronta.

Eric merasa kesulitan akibat rontaan Eve. Kaki-kaki Eve yang terletak di bahunya mulai bergerak tidak nyaman. "E-Eric… Arrgh… S-sudahhhh…" rintih Eve. Ia mengangkat kakinya dan mendorong bahu Eric pelan.

Tidak. Tidak bisa lagi. Eric tidak punya kuasa untuk mengendalikan tubuhnya. Ia sudah terlena akan kenikmatan yang ditawarkan tubuh polos di bawahnya. Dengan sedikit kasar, Eric mendorong paha Eve yang ia cengkeram hingga lutut Eve menyentuh bahunya. Membuat Eve terkunci. "E-Eric! Ka-kau mau apa?"

"Maafkan aku."

'JLEB!'

"AAAAAARGH!" Mata Eve membelalak lebar. Air matanya membanjir dengan cepat dan membasahi wajahnya. Untuk sepersekian detik Eve tidak bisa mendengar atau melihat apapun. Ia hanya merasakan sakit dan sakit. Matanya ia pejamkan erat-erat. Bisa Eve rasakan dengan jelas, penis besar Eric yang memenuhi vaginanya. Berdenyut-denyut dan panas, memberikan sensasi yang menyenangkan pada syaraf di sepanjang dinding vaginanya. Oke, Eve sudah mendapat jawaban atas pertanyaannya. Ternyata memang muat, walau sulit dan sakit sekali ketika memasukkannya.

Eve membuka matanya perlahan ketika merasakan jilatan pada matanya yang basah. Dilihatnya Eric menatapnya dengan tatapan khawatir. "Sakit?" tanya Eric sambil membelai pipi basah Eve.

Eve mengangguk lemah. "Maaf" gumam Eric seraya mencium bibir Eve dengan lembut. "Bisa aku bergerak sekarang?"

"iya, tapi pelan-pelan."

Eric mengangguk. Ia meletakkan kedua kaki Eve pada bahu kekarnya. Ia lalu merendahkan tubuhnya dan bertumpu pada kedua tangannya yang terletak di kiri kanan pinggang Eve.

"Aaaaangh~" lenguh Eve karena hal itu membuat penis Eric memasukinya lebih dalam.

Eric kemudian menarik pinggulnya hingga hanya kepala penisnya yang tertinggal di dalam vagina Eve, lalu menghentakkannya dengan cepat ke dalam. Ia tarik lagi lalu hentakkan lagi, kali ini lebih cepat dan keras dari sebelumnya.

"Aaahh… Akh! Aaahh… Akh! Aaahh… Akh!" pekik Eve merespon tusukan-tusukan Eric di bawah sana.

Makin lama tusukan Eric menjadi Lebih cepat, lebih kuat dan lebih kasar. Membuat Eve mendesah-desah keras kenikmatan.

Eric menegakkan tubuhnya dan ikut menarik tubuh Eve pula. Sehingga posisi keduanya kini berdiri dengan lutut masing-masing di atas kasur Eve, dimana punggung Eve menempel pada dada Eric. Eric masih menggoyangkan pinggulnya. Posisi seperti ini membuat vagina Eve jauh lebih sempit dan menjepit penisnya lebih keras.

"Oohh! Ouuhh! Love ithhh… Eeemph yaaahhh…" Eve mendongak sambil mendesah nikmat.

Eric memindahkan tangannya. Ia kini meremas kedua payudara Eve dengan kedua tangannya. 

Eric menarik wajah Eve ke arahnya dan tanpa basa-basi segera melumat bibir cherry yang menggoda itu. Eve membalasnya dengan ganas. Membuat saliva mereka bertumpahan dari sana.

"Eeemphh… Aaaangh!" Eve melepas ciumannya dan mengerang keras. Tusukan Eric semakin dan semakin keras. Penis Eric yang berada di dalamnya berkedut-kedut. Eric akan mencapai klimaksnya.

Eric melingkarkan satu tangannya pada pinggang Eve dan satunya lagi mencengkeram payudara Eve keras. Ia bisa merasakan kalau ia akan mencapai puncaknya sebentar lagi. Eric menggerakkan pinggulnya membabi buta.

"AAAAAAAAAAAANGHHH~~~~"

"EEEEEEEEERRRGGGHHH…"

Eve mengerang sekeras yang ia mampu. Kepalanya mendongak ke atas dan tubuhnya serasa menegang. Aliran panas yang mengalir sepanjang rahimnya itu begitu nikmat. Demikian Eric yang melepas klimaksnya sambil menggeram di leher Eve. Eric bisa merasakan spermanya mengalir begitu keras dan banyak. 

Eric mengangkat wajahnya dari leher Eve. Diliriknya wajah Eve yang kini terkulai lemas di pundaknya.

Lama Eric memandang wajah Eve. Perasaan yang aneh namun menyenangkan menyeruak dalam dadanya. Perasaan yang Eric sama sekali tidak bisa jelaskan. Yang Eric tahu ia menyukai perasaan ini. Perasaan ketika ia melihat Eve dari dekat, perasaan ketika ia memeluk Eve dengan begitu intim. Ya, Eric menyukainya.

Perlahan Eric menarik wajah Eve dan melumat bibirnya dengan lembut. "Eeeeemmmhh…" Eve mendesah pelan.

"Kau lelah?" tanya Eric sambil membelai pipi Eve. Eve menatapnya dengan pandangan sendu lalu menganggukkan kepalanya. Dengan gemas Eric mencium bibir Eve sekali lagi, "Maaf ya" ujarnya sambil memeletkan lidah.

Dengan hati-hati Eric menarik penisnya dari vagina Eve. Ia kemudian merebahkan tubuh Eve dengan lembut ke kasur yang acak-acakkan. Eric lalu menarik selimut dan menutupi tubuh Eve dengan selimut itu. Dengan sayang ia membelai rambut Eve dan mencium bibirnya lembut. Lalu memeluk Eve dan mereka pun terlelap.



END


Note: FF ini saya remake dari FF yunjae milik arisa adachi yang berjudul 'My First Time'
Cr: https://m.fanfiction.net/s/7553103/1/My-First-Time
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.