Notes

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak.
Hal ini menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Dapat ditandai dengan berbagai keluhan seperti perasaan gelisah, tidak bisa diam & tidak bisa duduk dengan tenang. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan. "Meletup letup disini adalah emosinya yg tidak stabil"

Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 % dan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding wanita.
Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD. Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya (autisme).

Berikut adalah faktor2 yang 'bisa saja' menjadi sumber terciptanya Pribadi ADHD :
1. Faktor lingkungan/psikososial
a. Konflik keluarga.
b. Ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c. Anggota keluarga terlalu banyak.
d. Orang tua terkena kasus kriminal.
e. Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
f. Anak yang diasuh di penitipan anak.
g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan,fetal distress, bayi lahir dengan berat badan rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin pada kromosom.

3. Gangguan otak & metabolisme
a. Trauma lahir/hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b. Pengurangan volume serebrum.
c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.

Teori ADHD:
Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan pada keluarga penderita, penyakit yg sama setidaknya diidap 1 orang dalam keluarga. Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki risiko hingga 2- 8 x terdapat gangguan ADHD.
Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neurondi otak yg dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai pengatur gerakan dan kontrol aktivitas diri.

Faktor risiko yg meningkatkan ADHD:
- Kurangnya deteksi dini
- Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, keracunan, alkohol, rokok & stress)
- Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan)

Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat, gejala ADHD sudah dapat dilihat sejak usia bayi. Gejala yang harus dicermati adalah sensitif terhadap suara dan cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur.

Waktu tidur yg kurang hingga bayi sering terbangun. Sulit makan & minum ASI. Tidak suka digendong, suka membenturkan kepala & sering marah2.
Keluhan yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak canggung, sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah gerakan konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam mudah marah, nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri, dan gangguan tidur.

Terapi yang diberikan untuk tata laksana pasien ADHD harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga penatalaksanaan dengan obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah:
1. Terapi Obat-Obatan
Terapi penunjang terhadap impuls-impuls hiperaktif dan tidak terkendali, biasanya digunakan antidepresan seperti Ritalin, Dexedrine, Desoxyn, Adderal, Cylert, Buspar, dan Clonidine.

2. Terapi Nutrisi & Diet
Keseimbangan diet karbohidrat protein.

3. Terapi Biomedis
Suplemen nutrisi, defisiensi mineral & gangguan asam amino.

4. Terapi Behavior
Terapi cognitive behavior untuk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.


Test of Variables of Attention

Tes TOVA merupakan alat tes yang dapat mengukur atensi (perhatian) secara obyektif. Berbeda dengan tes lainnya, tes TOVA dikemas seperti permainan komputer sehingga mudah dilakukan dan anda merasa seperti tidak sedang dites. Tes TOVA menggunakan stimulus geometri yang bebas budaya, tidak dipengaruhi bahasa, dan dapat digunakan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar.

Tes TOVA dapat digunakan oleh anak-anak dan dewasa, dari usia 4-80 tahun. Pelaksanaan tes TOVA berlangsung selama 21,6 menit. Namun pada anak-anak usia 4 dan 5 tahun lama pelaksanaan tes lebih pendek sekitar 10,9 menit.

Variabel yang diukur, antara lain; konsistensi, waktu respon, impulsivitas, waktu respon setelah impulsivitas, respon multiple, dan skor ADHD. Hasil tesnya sendiri berupa grafik dan interpretasi yang akan muncul setelah tes berakhir. Test TOVA dapat digunakan untuk mendeteksi ADHD. Yaitu seperti yang Prof Luhan bilang, ADHD adalah gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas pada anak dan dewasa.

Selain itu tes TOVA juga dapat mengukur efektivitas suatu pelatihan.
Tes TOVA dapat mengukur respon anda terhadap rangsangan visual maupun auditori karena tes ini terdiri dari dua jenis, yaitu antara lain T.O.V.A yang memproses informasi secara visual dan T.O.V.A-A yang memproses informasi secara auditori. T.O.V.A menggunakan dua geometri yang sederhana untuk mengukur atensi, sedangkan T.O.V.A-A menggunakan dua nada. Biasanya cukup dilakukan satu jenis Tes TOVA saja.